Ada yang mengatakan jika sudah menikah, apalagi menjadi seorang ibu, maka circle pertemanan semakin berkurang. Menurut saya sih, ada betulnya juga karena teman-teman yang dulu dekat ketika belum menikah, kini disibukkan dengan peran barunya masing-masing.
Namun, tidak dipungkiri bahwa menjadi seorang ibu memerlukan support system juga di luar rumah. Mungkin saja karena merasakan hal yang sama dalam keseharian, sehingga saling terkoneksi saat berbincang.
Selain itu, tiap pribadi ibu pasti mempunyai kecenderungan minat dan passion. Apapun profesi ibu, biasanya ada kebutuhan untuk menyalurkan minat, bakat atau passionnya. Biasanya hal tersebut didapatkan melalui lembaga atau komunitas.
Kalau melihat di sosial media Instagram, banyak sekali komunitas yang fokusnya merangkul para ibu. Tujuannya masing-masing komunitas mungkin saja beririsan satu dengan yang lain, tetapi biasanya mempunyai visi misi spesifik yang berbeda.
Flash Back Berkenalan dengan Komunitas Ibu Profesional
Salah satu komunitas yang setia saya ikuti sejak menjadi ibu adalah komunitas Ibu Profesional (IP). Suatu komunitas yang digagas oleh Ibu Septi Peni Wulandani pada tahun 2011 secara offline di Solo, hingga kini membernya telah tersebar pada berbagai negara di dunia.
Saya baru bergabung ketika tahun 2019, saat anak hampir berusia 2 tahun. Ahamdulillah ikut kelas dan berbagai event di regional Surabaya hingga 2022. Lalu, di tahun 2022 saya pindah ke regional Pacitan Raya. Selain itu, memutuskan untuk off sementara dari kegiatan IP karena masih beradaptasi di domisili baru.
Di tahun 2023 ini, saya berencana untuk mengikuti kegiatan IP lagi. Gayung bersambut, ada salah satu komponen komunitas IP yang saya incar sedang membuka pendaftaran member.
Komponen di komunitas IP ada institut/hima, kampung komunitas, lumbung ilmu, sejuta cinta, kipma, dan sekreg. Tiap komponen mempunyai aktivitas dan pengurus yang berbeda.
Setelah dari tahun 2019 seru-seruan di komponen hima, maka 2023 ini saya ingin bermain di komponen lainnya. Membulatkan tekad untuk bermain secara sungguh-sungguh di kampung komunitas.
Pembukaan Kampung Komunitas Batch 5
Keputusan bulat untuk gabung di kampung komunitas, setelah adanya perpanjangan waktu registrasi. Jadi semakin yakin, kalau memang kesempatan untuk bergabung, terbuka lebar.
Sempat deg-degan mau ada kegiatan apa saja, apakah bisa mengikuti. Namun, ternyata seru banget berasa di kampung, ramai dan heboh. Alhamdulillah tidak ketemu yang suka ghibah atau julid kalau di kampung komunitas Ibu Profesional.
Pembukaan kegiatan di kampung komunitas harus melalui gerbang kampung main. Pekan pertama langsung disambut dengan ketemuan daring bersama Bu Septi. Beliau menyampaikan motivasi penyemangat tentang Berdaya Bersama Komunitas.
Berdaya Bersama Komunitas
Mendengarkan materi dari Bu Septi benar-benar membuat saya termotivasi, apalagi setelah setahun hibernasi dari komunitas IP. Ketika berkomunitas, pasti masing-masing dari kita sebagai ibu memiliki sudut pandang sendiri untuk berdaya.
Seorang ibu yang berdaya bukan hanya dilihat dari sisi pemenuhan materi (uang) saja. Sebab, seorang ibu yang berdaya adalah saat memahami jati diri untuk mampu menghadapi perubahan, dan mampu membuat keputusan untuk dirinya.
Salah satu sarana yang membantu seorang ibu berdaya adalah support dari komunitas. Menurut Bu Septi, ada 5 sudut pandang bangga berkomunitas, yaitu:
Tempat belajar
Salah satu tujuan bergabung di komunitas adalah mendapatkan ilmu. Menjadi ibu bukan berarti berhenti belajar, tetapi terkadang menumbuhkan minat belajar yang terpendam atau malah belajar hal baru.
Ketika menjadi seorang ibu, tentu cara belajarnya berbeda dengan saat masih single. Sehingga, saat seorang ibu bergabung di komunitas dan mempunyai rasa penasaran yang tinggi dalam mendapatkan ilmu, tentu harus memahami learn how to learn.
Mengikuti kelas-kelas atau kegiatan di Ibu Profesional, membuat saya belajar banyak hal secara tidak langsung. Seru sekali, jika di Ibu Profesional pun mengusung semua murid, semua guru.
Tempat berkembang
Komunitas menjadi salah satu tempat berkembang bagi para ibu. Fokus bertumbuh pada perkembangan diri yang dulu dan sekarang. Bukan akhirnya malah insecure dengan capaian para ibu lainnya.
Saya sendiri melihat, para member IP yang pernah seangkatan, tetapi dirinya sudah melejit sesuai passion. Adanya berbagai komponen dan perjenjangan kelas di IP, membuat saya merasa berkembang dari sebelumnya.
Contohnya lainnya, saya bergabung dengan komunitas blogger. Ternyata, banyak juga para blogger yang menjalani peran ibu juga.
Mereka menekuni mengelola blog dengan berbagai niche, mulai dari parenting, traveling, lifestyle, kecantikan, dan masih banyak lainnya. Masing-masing mempunyai capaian yang berbeda. Hal itu, tentu menjadi motivasi saya untuk terus berkembang menjadi seorang blogger.
Tempat berkarya
Komunitas bisa menjadi salah satu tempat berkarya yang tepat. Apalagi berkumpul dengan orang-orang yang sefrekuensi. Biasanya di komunitas mengadakan event atau challenge. Saya pun pernah tertantang untuk membuat buku kenangan kelas matrikulasi batch 7 Surabaya Raya. Setidaknya, saya mempunyai ruang untuk berkarya.
Selain itu, ketika di grup para blogger, seringkali ada suatu challenge yang diikuti blogger berbagai domisili, seperti blogger yang ada di Surabaya, blogger Semarang, Makassar, Bengkulu, dan lainnya. Hal itu sarana berkarya saya dan mengasah kemampuan menulis bersama para blogger yang ada di Indonesia.
Tempat berbagi dan melayani
Berada di komunitas, sebetulnya bukan hanya menerima apa yang ada di komunitas. Ketika kita merasa menjadi diri yang berdaya, maka dari komunitas, kita bisa berbagi apa yang dimiliki.
Misalnya saja, sharing ilmu atau tips dan trik sederhana. Selain itu, bisa juga turut ambil bagian menjadi pengurus atau panitia kegiatan.
Melakukan kontribusi kebaikan sekecil apa pun, bukan hanya ingin dilayani atau malah menjadi silent reader. Silent reader ini, PR juga buat saya untuk menyeleksi grup komunitas yang dirasa belum menjadi prioritas.
Tempat berdampak bagi sesama
Melalui komunitas bisa meluaskan dampak kebaikan pada sekitar. Jika kita melihat KBBI, dampak berarti pengaruh yang mendatangkan akibat (positif atau negatif).
Nah, kita tentu ingin memberikan dampak positif sebagai perempuan atau ibu berdaya. Misalnya saja dengan melakukan kegiatan sosial atau kegiatan positif yang bermanfaat.
Ada banyak hal yang menjadikan seorang ibu menjadi berdaya, salah satunya dengan bergabung di komunitas. Mungkin saja, setiap ibu memiliki sudut pandang berbeda tentang berkomunitas. Hal itu, kembali lagi pada tujuan bergabung ke komunitas.
Penutup
Alhamdulillah bersama Ibu Profesional saya telah merasakan kelima sudut pandang dalam bangga berkomunitas. Dari komunitas blogger pun, saya memiliki sudut pandang yang tidak jauh berbeda dengan Ibu Profesional. Kalau teman-teman, pasti mempunyai komunitas yang berkesan kan?
Ternyata kegiatan komunitas Ibu Profesional sangat menarik dan positif. Bagaimana cara bergabung mbak?
BalasHapusAku tuh kayaknya pernah bergabung dengan komunitas Ibu Profesional deh. Lupa-lupa ingat soalnya sudah lama banget dan memang ga aktif hehehe. Senangnya ya ada wadah kebersamaan para ibu saling sharing dan caring :) Tambah wawasan dan ilmu parenting dengan ahlinya yang hebat2.
BalasHapusKeren sekali komunitas nya..bisa jadi sarana untuk belajar apalagi di jaman now, seorang ibu harus bisa menjadi gudang ilmu bagi keluarganya
BalasHapusAku pernah ikut seminar salah satu pembicaranya ibu peni ini. Waktu itu ttg permainan boarding yg menjadi sarana belajar buat anak. Emang keren ibu profesional. Sukses bersama komuniyas IP ya, Mbak^^
BalasHapusPaling happy kalo menemukan komunitas yg sefrekwensi dgn kita ya mbak. Apalagi punya kegiatan kece daan suka berbagi ilmu yg memberdayakan para ibu. IP salah satunya
BalasHapusDuh aku kudet ternyata, baru tahu ada komunitas keren Ibu Profesional. Seneng banget ya klo bisa gabung pasti banyak manfaat untuk perkembangan kehidupan kita. Terima kasih infonya Mbak..
BalasHapusSelalu kagum dengan para Ibu Profesional yang berkomitmen tinggi untuk menjadi ibu yang lebih maju dan banyak karyanya
BalasHapus