Bertebaran peringatan hari blogger di grup blog ataupun postingan teman-teman blogger di sosial media, beberapa hari lalu. Ya, sebab tanggal 27 Oktober diperingati sebagai hari blogger nasional.
Peringatan tersebut diawali oleh Bapak Muhammad Nuh yang menjadi menteri komunikasi dan informatika. Beliau membuka suatu acara yang digagas untuk mewadahi para blogger di Indonesia pada tahun 2007.
Blog menjadi salah satu media sosial yang masih hidup, karena ada yang suka membaca. Melalui media blog, blogger (pemilik blog) dapat menuliskan konten artikel seperti opini, pengalaman atau informasi pengetahuan. Terkadang blogger juga mempercantik kontennya dengan desain poster atau infografis supaya membuat pembaca betah.
Mungkin terlihatnya saat ini, tren orang-orang yang suka menggunakan media sosial seperti Facebook, Instagram, Tiktok, Twitter, dan Youtube. Namun, blog masih punya pesonanya tersendiri kok.
Flashback Perjalanan Ngeblog
Saya mengenal media blog sudah sejak zaman kuliah. Blog ini pun awalnya berisi curhatan anak kuliahan, catatan materi kuliah yang akhirnya saya simpan saja. Tidak saya hapus, tetapi saya jadikan draft untuk kenang-kenangan pernah menuliskan hal itu.
Barulah akhir tahun 2020, saya memutuskan untuk upgrade blog dengan membeli domain. Masa pandemi membuat saya tertarik untuk belajar mengisi kekosongan waktu di rumah. Apalagi banyak kelas online bertebaran.
Peringatan hari blogger nasional tanggal 27 Oktober lalu, mengingatkan saya telah menjadi blogger menuju tahun ketiga. Saya jadi tergelitik untuk ikut meramaikan tentang hari peringatan para blogger Indonesia. Sebagai pengingat saja bahwa ternyata saya sudah mengulik blog Top Level Domain (TLD) selama tiga tahun. Belum lama sih ya, ibarat balita masih masa-masa eksplorasi.
Apa niat awal ngeblog?
Sebelum memutuskan membeli domain untuk blog gratisan itu, saya benar-benar berpikir. Sebab, sayang sekali kalau sudah berusaha profesional tetapi blog tidak terawat. Sudah membayar tagihan domain, tetapi blog terbengkalai sungguh disayangkan. Jadilah saya memasang tekad kuat sebelum akhirnya mendeklarasikan diri untuk tetap mengisi blog.
Saya ingin berbagi hal baik melalui tulisan. Saya merasa bahwa karya tulisan akan abadi, apalagi menjadi jejak digital. Inginnya, tulisan di blog ini menjadi suatu amal jariyah yang dapat diambil manfaatnya.
Sesederhana itu deh, niat saya. Jadi, ada atau belum dapat job, insya Allah saya akan tetap mengisi blog ini dengan tulisan.
Kalau belum dapat job, menulis apa?
Kalau belum ada job menulis, saya tetap berusaha membuat tulisan apa saja, terutama tentang keseharian. Topik yang sering menjadi bahan tulisan saya adalah parenting, kepenulisan, komunitas, review buku, self improvement atau catatan kajian maupun webinar.
Salah satu wejangan para blogger senior adalah sebaiknya menentukan topik blog minimal sesuai yang diminati. Misal kita suka jalan-jalan, kemudian menuliskan reviewnya. Kita bisa branding sebagai travel blogger menikmati peran sebagai hotel, resto reviewer. Insya Allah bakal banyak yang cari kan?
Dengan begitu, kita juga akan merasa nyaman dalam membuat tulisan, karena memang sudah menguasai atau menyukai topik tersebut. Jadinya, bisa dipastikan bahwa kita akan berusaha membuat tulisan di blog sesuai kemampuan.
Manfaat menjadi Blogger yang Membuat Lanjut Ngeblog
Selama tiga tahun menjadi blogger sudah dapat apa? Saya sempat baca capaian teman-teman blogger yang super sekali. Masya Allah semoga Allah ridhoi saya juga dalam meniti jalan kebaikan sebagai mom blogger.
Saya merasakan banyak manfaat setelah terjun sebagai blogger. Ketika saya akan membuat tulisan, maka saya harus membaca dulu. Saya merasa otak tidak beku karena terisi informasi dan harus berpikir dalam membuat tulisan yang layak baca.
Dengan menjadi seorang blogger, saya bukan hanya dituntut untuk tahu dan bisa menulis. Namun, ada ilmu lain yang penting untuk diterapkan dalam mengelola blog. Saya perlu belajar tentang ilmu editing, branding. desain, coding dasar, hingga SEO sederhana. Mantap yaa.
Sebab, blog bisa diibaratkan seperti bangunan rumah. Ada banyak aspek yang perlu dipertimbangkan dan membutuhkan proses dalam membangun. Selesai membangun, tentu harus sepenuh hati menjaga dan merawat supaya tetap nyaman dipandang. Orang yang berkunjung juga betah untuk mampir.
Saya belum menjadi seorang profesional blogger yang mendapatkan penghasilan utama dari mengelola blog. Freelance blogger mungkin kata itu yang tepat untuk disematkan pada saya. Karena, penghasilan dari blog tidak menentu selalu mengalir. Namun, sudah sepatutnya bersyukur bisa merasakan pundi-pundi rupiah atau dollar masuk ke rekening saya.
Saya juga bersyukur, ketika menjadi blogger, membuka peluang-peluang penghasilan selain dari menulis. Namun, masih berkaitan dengan blog.
Menuju tahun pertama, saat saya sedang senang-senangnya menuliskan aktivitas bermain anak di rumah, saya diminta untuk mengisi sebuah kulwap dengan topik tersebut oleh suatu komunitas. Di lain waktu, saya diminta untuk mengisi talkshow terbatas tentang read aloud oleh salah satu dosen universitas negeri di Surabaya secara online.
Menuju tahun kedua, saya diminta sharing tentang topik kepenulisan artikel di suatu kelas yang saya ikuti. Berbagi seputar dasar pengenalan blog melalui kulwap pada beberapa komunitas. Setidaknya keberadaan saya dapat memberikan secuil manfaat, meskipun bebagi hal yang dasar. Dengan berbagi tersebut, cukup membuat perasaan saya menjadi penuh dan memacu saya harus belajar blog lebih serius.
Menuju tahun ketiga ini, saat saya sedang belajar meningkatkan skill desain untuk blog atau sosial media, saya diminta untuk mengisi suatu pelatihan oleh seorang dosen. Program pelatihan membuat media pembelajaran menggunakan Canva untuk para bapak ibu guru sekolah dasar. Tidak banyak pesertanya, tetapi cukup membuat saya berarti dengan berbagi. Saya pun pernah menuliskan penggunaan aplikasi tersebut di blog.
Selain itu, saya juga mulai berani keluar zona nyaman dengan mengikuti lomba blog. Alhamdulillah merasakan nikmat manfaat dari blog, membuatku untuk tetap lanjut ngeblog. Sayang sekali, kalau harus berhenti sampai di sini. Semoga tahun ketiga ngeblog, bisa lebih baik lagi.
Penutup
Selain manfaat tersebut, tantangan agar tetap lanjut ngeblog pastilah ada. Tantangan yang paling utama adalah berasal dari diri sendiri. Hal yang membuat tetap lanjut adalah refleksi diri sambil mengingat tujuan utama dan pertama saat memulai ngeblog. Kalau teman-teman gimana nih? Sharing dong, biar tetap semangat ngeblog dan tidak berhenti sampai di sini.
Hayukkk semangat terus ngeblog Kak April...
BalasHapusSaya kadang merasa tertatih mengikuti perkembangan blog teman-teman yang maju pesat, sementara blog saya di situ-situ aja. Ternyata memang kendalanya dari dalam diri saya sendiri, yang belum bisa mengatur waktu khusus untuk ngeblog. Jadi, seringnya blog terbengkalai, hiks.... Momen pergantian tahun ini semoga menjadi semangat baru untuk seluruh blogger agar makin semangat menebar manfaat melalui tulisannya di blog, ya....
Pokoknya terus konsisten menulis mbak. SAya dulu juga begitu, awal ngeblog pastinya belum ada tawaran job. Tapi saya yakin kalau rejeki itu akan ada saja. Gapapa nulis organik sembari personal branding
BalasHapusHuwaa, tulisannya sangat relate. Sekitar tiga atau dua tahun lalu, aku juga mikir apa berhenti aja ngeblog. Karena udah mulai ngerasa yang awalnya menyenangkan, sekarang jadi membosankan, apalagi ga menghasilkan begitu banyak dibanding job ngisi website orang wkwk.
BalasHapusTapi memutuskan lanjut ngeblog, setelah nikah sama blogger juga. Dan sampai sekarang, meski tertatih tetep berusaha balik ke niat awal nulis blog dulu gimana. Pada akhirnya malah bikin blog baru dan makin rajin nulis, karena ternyata aku cuma bosen pas itu.
Keren mba. Ngeblog hingga menjadi pemateri. Lanjot teross hehe
BalasHapusSemangat utk mba dan bunda bunda di rumah mrmberdayakan diri
Lanjut terus mbak. Ikut arisan backlink adalah dan aneka challenge adalah salah satu yang bikin nge log rada rutin (kalo aku) he he. Duh yabg sudah pro macam mbak aja bisa stuck ya..apalah arti diriku ini :(
BalasHapus