Maksud hati ingin mencari inspirasi gambar desain di Instagram, tetapi tiba-tiba terhenti pada postingan seorang wanita berjilbab lebar dan bercadar yang sedang olahraga. Iseng melihat profilnya, ternyata seorang instruktur pilates. Wow, saya merasa tertampar deh melihat postingannya.
Tertampar melihat hal yang positif dari postingannya, meskipun selalu ada netizen yang kontra. Lalu, saya mengingat-ingat lagi waktu terakhir olahraga. Pekan lalu. Sudah lama banget ya?
Saya mengikuti beberapa akun dokter atau influencer yang membahas terkait kesehatan. Ada juga akun seorang dokter perempuan yang concern juga membuat kelas kesehatan keluarga khususnya para perempuan. Saya pantau postingan kesehatannya yang selalu bermanfaat.
Dari situ, saya merasa butuh memperhatikan lagi pola hidup sehat. Selama ini merasa pola hidup yang biasa saja, bukan sembarangan, tetapi masih ada banyak yang perlu diperbaiki. Apalagi tubuh sudah memberi sinyal seperti mudah ngantuk, muncul gatal dan tanda lainnya.
Saya teringat sempat membaca buku karya dr. Zaidul Akbar, tetapi belum menyelesaikannya. Bolehlah ya, sebagai emak blogger untuk sharing sedikit buku yang saya baca. Supaya bisa menjadi catatan pribadi dan pengingat juga.
Generasi Terbaik Zaman Rasulullah Nabi Muhammad Saw
Jika kita berbicara tentang Rasulullah, tentu tidak ada habisnya. Beliau adalah sosok teladan sepanjang zaman. Di masa hidupnya yang penuh kesibukan memikirkan umat, tetapi beliau sangat sehat. Sebab, Rasulullah memang memperhatikan kesehatan dari bangun hingga tidur lagi. Padahal, ilmu pengetahuan tentang kesehatan, belum berkembang seperti saat ini.
Rasulullah diberi petunjuk oleh Allah dan mengajarkan semua itu kepada para sahabat. Seperti bunyi sebuah hadits, bahwa Allah mengutus Rasulullah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Konsep-konsep pencegahan dan peningkatan kesehatan dari Rasulullah adalah hal yang terbaik dan update hingga saat ini.
Abu Dawud menggambarkan sikap orang-orang pada zaman Rasulullah yaitu, “Kami adalah kaum yang tidak akan makan sebelum datang rasa lapar. Apabila kami makan, tidak sampai kekenyangan.”
Kaum muslim di zaman Rasulullah, pola hidupnya sangat berhati-hati dalam hal mengendalikan perut. Bagaimana dengan kita? Semoga bisa ya, menjadi ibu yang sehat ala Rasulullah.
Apalagi ketika ada penjual pentol, cilok dan kawan-kawannya, mendadak ingin beli dan menjadi lapar? Padahal baru saja makan porsi besar. Boleh sih, berbagi rezeki pada abang-abang yang jualan. Namun, sebaiknya perlu ingat juga dengan kondisi perut yang sudah engap.
Nah, kaum muslim yang mempraktikkan pola hidup sederhana seperti itu, bukanlah golongan miskin. Contohnya saja Abdurrahman bin Auf, sahabat yang kaya dan mempunyai bisnis sukses. Tidak berlebihan dalam makanan, padahal mampu membeli makanan yang mahal.
MasyaAllah, pola hidup sederhana yang diajarkan dan dicontohkan Rasulullah, benar-benar dipraktikkan kaumnya dalam kehidupan sehari-hari. Merekalah generasi terbaik yang makan dan tidur tidak berlebihan sehingga meminimalkan munculnya penyakit.
Ibu-ibu biasanya mempunyai siklus tidur yang tidak panjang ya. Tetapi bagaimana dengan pola makan dan pola hidup lainnya? Nah, penting menjaga pola hidup agar kesehatan keluarga juga terjaga.
Menjadi Ibu yang Sehat ala Rasulullah
Apakah kaum ibu tidak boleh sakit? Eits, kita manusia biasa yang bisa tumbang. Namun, kita bisa meminimalkan penyakit datang dengan pola hidup sehat seperti teladan dari Rasulullah.
Terkadang ibu itu mengorbankan diri sendiri dengan mendahulukan anak. Berusaha mendahulukan kesehatan anak, tetapi lupa dengan kondisi diri sebagai ibu. Padahal, sebagai ibu pun harus mencintai diri sendiri dan bersyukur atas nikmat tubuh dengan memperhatikan kesehatan.
Dari buku Jurus Sehat Rasulullah (JSR), ada langkah-langkah yang dapat kita tempuh untuk mencapai tubuh sehat, antara lain:
Menjaga hati, iman, dan pikiran
Pikiran positif akan memberikan energi yang positif pula dalam kehidupan kita. Ketika berenergi positif, maka emosi yang dimiliki juga positif. Saat memiliki emosi yang positif, insya Allah penyakit tidak menghampiri kita. Hal itu juga dipengaruhi oleh keimanan yang terjaga.
Menjaga pikiran dan emosi yang postitif bagi ibu, akan membawa energi positif juga pada semua anggota keluarga. Sebab ibu adalah sentralnya cinta keluarga.
Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin ntuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana. (QS. Al Fath ayat 4)
Bangun pagi hari
Ibu-ibu pasti terbiasa bangun sebelum Subuh ya? Mungkin kalau sudah teler atau sangat lelah, agak terlambat bangun, tetapi tidak melewatkan waktu Subuh.
Bangun pagi memiliki manfaat yang luar biasa. Saat Subuh terjadi peningkatan gas ozon dan mulai menghilang ketika matahari terbit. Gas ozon itu bermanfaat untuk sistem saraf dan imunitas tubuh.
Selain itu, kadar kortison saat Subuh juga mencapai tingkat tertinggi. Kortison dikenal dengan hormon yang memberi tenaga pada tubuh. Lalu, jika kita masih terbangun hingga matahari terbit, pada cahaya matahari yang kemerahan tersebut menghasilkan vitamin yang bermanfaat bagi kulit. Masya Allah.
Beribadah dengan baik dan benar
Awal sehatnya Rasulullah juga berasal dari amal ibadah yang luar biasa. Seperti yang kita ketahui bahwa banyak hikmah dan kebaikan yang didapat, ketika melaksanakan amal ibadah secara baik dan benar. Salah satunya adalah manfaat kesehatan.
Namun, niat ibadah kita tetaplah berusaha karena Allah. Amal ibadah yang dapat mendukung kesehatan antara lain seperti wudhu, shalat, membaca Al Qur’an, puasa, sedekah, berdoa, dan melakukan haji/umroh.
Menjaga kebersihan pribadi
Rasulullah mengajarkan kepada kita tentang pentingnya hidup sehat, mulai dari bersiwak, wudhu, hingga mandi. Mandi menjadi cara terbaik dalam membersihkan kotoran termasuk bakteri patogen. Mandinya ibu biasanya kilat yang penting bersih yaa. Kalau suami bisa gantian menjaga anak, kita bisa manfaatin menikmati mandi.
Ada juga sunnah-sunnah dalam menjaga kebersihan. Hal itu dapat mencegah timbulnya penyakit dan menjadi ibu yang sehat ala Rasulullah.
Ada lima hal yang termasuk fitrah setiap manusia, yaitu khitan, memangkas bulu kemaluan, mencabut bulu ketika, memotong kuku, dan mencukur kumis, (HR. Bukhari dan Abu Hurairah)
Mengonsumsi makanan halal dan thayib
Ada dua kategori makanan yang disebutkan dalam Al Qur’an, yaitu halal dan thayib. Allah telah mengatur bahwa makanan yang halal sudah cukup untuk kelangsungan hidup dan menjaga kesehatan manusia. Tidak perlu lagi memakan yang haram secara wujud atau cara memperolehnya.
Selain halal, kita juga perlu memperhatikan makanan yang baik atau thayib. Thayib dalam artian makanan sehat, tidak berlebihan, aman, dan halal. Kita bisa memperbanyak referensi untuk memperoleh makanan halal dan thayib yang baik bagi jasmani dan rohani.
Olahraga
Di buku JSR tidak tertulis tentang olahraga. Mungkin karena kaum di zaman Rasulullah dulu fisiknya sudah terjaga dalam keseharian. Berbeda dengan kita sekarang.
Jika ibu bekerja ranah publik, mungkin ada yang menghabiskan waktu dengan duduk atau menghadap laptop. Tubuh menjadi kurang gerak.
Ibu yang bekerja ranah domestik, mungkin lupa meluangkan waktu untuk olahraga sebenar-benarnya. Bukan mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang sudah kita anggap olahraga. Padahal kita tahu, ada banyak manfaat yang didapatkan dari rutin berolahraga.
Penutup
Secara teori, langkah menjadi ibu yang sehat ala Rasulullah tidaklah sulit. Dari hal yang mudah dipraktikkan, insya Allah bisa kok. Kita sendiri yang akan merasakan manfaatnya. Mari kita mulai hidup sehat yuk!
bentar-bentar.. kapan terakhir saya olahraga..? bulan lalu.. ? entahlah bahkan tak ingat lagi, hehhe.. kayaknya saya yang lebih tertampar baca artikel ini deh mbak.. bener, jadi ubu itu harus sehat dan Rasulullah sudah memberikan tuntunannya. Tunggu apa lagi, yuk mulai fokus lagi, resolusi diri untuk lebih sehat.. aamiin..
BalasHapusSebenarnya sama dengan tips kesehatan secara umum, ya. Cuma memang ibu-ibu kadang sedikit mengabaikan karena lebih mementingkan mengurus keluarga
BalasHapusBanyak orang mengeluh ketika harus direpotkan menjadi ibu. Namun Islam sangat memuliakan perempuan dan memberikan pahala jariyah akan pengabdian ibu untuk keluarganya.
BalasHapusMasya Allah, lengkap bangett, Mbakkkk... Thanks for sharing, yaaa...
BalasHapusBeberapa sudah saya praktikkan, sih, seperti puasa, makan saat benar-benar lapar, olahraga jalan kaki, dsb. Yang sulit itu makan yang thoyib karena masih hobi banget makan gorengan, kwkwkwk...
Olahraga ini agak susah juga ya Mbak? Wajib meluangkan waktu khusus olahraga ini, karena seringnya terabaikan dengan alasan sibuk dan nggak sempat ya.
BalasHapusOlahraga ini penting banget, tapi sering terabaikan, sehingga kita harus punya waktu khusus untuk fokus olahraga yaa.
BalasHapusTerima kasih sudah diingatkan Mbak. Menjalani pola hidup sehat ala Rasul memang sebenarnya nggak sesusah dibayangkan ya, Mbak? yang penting ada niat, kemauan dan tekad yang kuat. Paling penting juga konsisten untuk menjalankannya. Kalau pun merasa sulit semestinya tetap kudu dipaksa ya karena toh manfaatnya akan kembali ke diri kita sendiri.
BalasHapusSudah lama juga sy belum olahraga, Kira-kira dua pekan.. Haha. Memang berasa banget nggak enak di badan, gampang lelah juga. Insya Allah setelah kondisinya memungkinkan, sy kembali olahraga rutin lagi. Terima kasih sharingnya, Mbak. Jadi pengingat buat sy yg juga seorang ibu...
BalasHapusolahraga nih yang beneran sulit banget dilakukan dengan konsisten. kadang hari ini olahraga trus libur sampai seminggu. heu
BalasHapus