Ada sebagian orang yang penat dengan aktivitas padat lalu saat liburan atau cuti perlu asupan vitamin sea. Teman-teman sudah tahu "vitamin sea"? "Vitamin sea" adalah suatu istilah yang populer di media sosial belakangan ini. "Vitamin sea" seperti suatu ungkapan kebutuhan untuk merasakan manfaat berkunjung ke pantai atau laut.
Pantai atau laut memang memiliki daya tarik tersendiri. Sama dengan wisata alam lainnya. Melihat hamparan laut biru di bibir pantai, terasa menyenangkan dan memberi manfaat rileks bagi tubuh. Apalagi kondisi perairan Indonesia yang luas, menyimpan potensi sumber daya hayati yang menakjubkan.
Tidak heran jika Indonesia ini dikenal sebagai surganya wisata alam bawah laut bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Sebab, di bawah perairan Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke terdiri dari beraneka ragam jenis binatang laut dan keindahan terumbu karang
Keanekaragaman sumber daya alam bawah laut tersebut, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Sepertinya saya perlu bertanya pada seorang kawan blogger Lampung, jika ingin menikmati wisata laut di sekitaran Pulau Sumatera.
Kondisi Perairan di Indonesia
Namun sayangnya, ekosistem laut di Indonesia yang memiliki wilayah terumbu karang terluas di Asia Tenggara, mulai terancam.Bertambahnya jumlah penduduk dan aktivitas di sekitar pesisir pantai dan laut, memberikan dampak kerusakan pada lingkungan laut.
Nyatanya, ancaman kerusakan ekosistem laut semakin serius. Adanya pemanfaatan overfishing masih terjadi sampai sekarang. Belum lagi, semakin luasnya kerusakan ekosistem mangrove dan lamun karena dialihfungsikan.
Adanya pencemaran dan sampah laut yang tidak ada habisnya, mempengaruhi kondisi perairan Indonesia, menjadi rusak. Selain itu, dapat membahayakan kesehatan manusia. Sedangkan, rencana pemerintah dalam upaya menangani sampah plastik di laut, sangat tidak maksimal saat pandemi Covid 19.
Sekitar 75% perairan Indonesia tercemar dan tergolong dalam kategori sangat tercemar.
Untuk kategori tercemar yang sedang, sekitar 20% dan 5% tergolong kategori pencemaran ringan. Limbah pencemar tersebut berasal dari partikel kimia, limbah industri, pertanian, dan limbah rumah tangga.
Penyebab Pencemaran Laut di Indonesia
Ada beberapa penyebab terjadinya pencemaran laut di Indonesia dan berdampak pada kondisi perairan kini. Penyebab tersebut antara lain:
Pencemaran logam berat
Pencemaran logam berat adalah pencemaran yang dapat tertimbun pada padatan dalam perairan, misalnya seperti sedimen. Hal itu akan merusak stabilitas lingkungan perairan dan keanekaragaman ekosistem.
Penyebabnya karena buangan limbah tambang setiap hari, sehingga berakibat terjadinya degradasi lingkungan dan kehidupan bawah laut.
Pencemaran tumpahan minyak
Pencemaran tumpahan minyak disebabkan aktivitas kapal dari pengeboran lepas pantai. Bisa juga diakibatkan terjadinya kecelakaan di laut.
Akibatnya terjadi penurunan populasi alga dan protozoa karena racun slick atau lapuran minyak. Selain itu, merusak keindahan pantai karena bau dari material minyak.
Seperti yang terjadi di Laut Panjang kota Bandar Lampung yang tercemar tumpahan minyak dan oli pada tahun 2022 lalu. Saya penasaran dan ingin tahu ceritanya dari seorang kawan di sana yang berprofesi sebagai penulis Lampung.
Pencemaran sampah laut
Pencemaran sampah laut menjadi ancaman bagi perairan dunia, termasuk di Indonesia. Dari data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2017, sebanyak 41% pencemaran sampah terdapat di perairan Indonesia. Hal itu disebabkan masyarakat membuang sampah ke sungai dan terbawa arus atau angin yang berakhir ke laut.
Pencemaran Sampah Plastik di Laut Indonesia
Laut Indonesia sedang dalam kondisi yang tidak baik baik saja, karena perairan di negeri ini menjadi tempat sampah. Banyaknya sampah organik dan non organik yang mencemari lautan di Indonesia. Dalam riset yang dilakukan oleh Jenna Jambeck dengan jurnal berjudul Plastic Waste Inputs From Land Into The Ocean, menyatakan bahwa Indonesia berada di nomor dua setelah Cina, sebagai penyumbang sampah plastik ke lautan.
Selain itu, berdasarkan penelitian tahun 2015, total sampah plastik yang dihasilkan Indonesia sekitar 1,29 juta metrik ton per tahun. Data di tahun 2015 menunjukan bahwa sampah plastik di lautan tidak hanya bersumber dari sampah domestik. Ada sekitar 20% dari sektor pelayaran dan perikanan, sedangkan 80% berasal dari daratan.
Dampak Sampah Plastik pada Ekosistem Laut
Keberadaan sampah plastik di lautan sangatlah berbahaya dan mengancam kehidupan ekosistemnya. Dampak dari sampah plastik yang mencemari lautan secara langsung adalah adanya berbagai kasus organisme laut yang mati akibat menelan sampah plastik.
Salah satu contohnya adalah penemuan bangkai ikan duyung di Desa Sapa, Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara di bulan Maret 2020. Di mulut ikan tersebut ditemukan sampah plastik yang kemungkinan tidak sengaja tertelan dalam perutnya.
Lalu, dampak sampah plastik secara tidak langsung adalah merusak terumbu karang. Padahal terumbu karang merupakan habitat organisme lain.
Menurut studi dari Joleah B Lamb, sekitar 89% terumbu karang cenderung berpenyakit, saat bersentuhan dengan sampah plastik. Kehadiran sampah plastik di laut, dapat tersangkut terumbu karang dan mengakibatkan proses fotosintesisnya terganggu.
Dampak lainnya adalah dapat menyebabkan pemanasan global. Adanya mikroplastik dapat membuat nutrien di laut menjadi tidak seimbang dan berbahaya bagi metabolisme serta fungsi reproduksi hewan laut. Akibatnya ekosistem laut menjadi terancam rusak.
Langkah Sederhana Mencegah Bertambahnya Kerusakan Laut
Kita meyakini bahwa pemerintah pasti tidak tinggal diam dalam menanggulangi pencemaran sampah plastik di laut. Begitu juga dengan industri (produsen) yang berusaha berinovasi dalam hal pengurangan atau pengolahan sampah plastik.
Lalu, bagaimana dengan kita? Langkah sederhana apa yang dapat kita lakukan untuk mencegah semakin rusaknya perairan Indonesia karena sampah laut?
Tidak membuang sampah plastik ke sungai atau laut
Mungkin ada sebagian orang yang merasa lingkungan sekitar rumahnya aman karena sampah sudah hilang terbawa arus sungai. Padahal itu hanya memindahkan masalah baru bagi ekosistem di lautan.
Melakukan pengolahan sampah dengan metode 3R
Reduce, reuse dan recycle adalah tiga unsur pengelolaan sampah yaitu mengurangi, menggunakan ulang, dan mendaur ulang. Untuk mengurangi sampah plastik, kita bisa mulai dengan membawa kantong belanja atau tempat makan dan minum sendiri.
Lalu, kita bisa menggunakan ulang plastik, kardus atau bahan lainnya. Selain itu, kita bisa belajar dari para aktivis zerowaste tentang mendaur ulang sampah plastik.
Terlibat dalam aktivitas sosial membersihkan pantai dan laut
Terlibat dalam kampanye bersih-bersih laut merupakan salah satu kampanye untuk meningkatkan kesadaran kebersihan pantai dan laut. Lalu menyebarkan informasinya di media sosial agar semakin banyak generasi muda yang peduli dengan keadaan lingkungan.
Penutup
Persoalan sampah laut memang bukan satu-satunya yang mengancam kerusakan ekosistem perairan di Indonesia. Namun, kondisi tersebut tidak dapat dibiarkan begitu saja. Perlu adanya sinergi antara lembaga pemerintah, peran masyarakat, dan pelaku industri dalam penanganan sampah plastik, terutama di laut.
Penanggulangan sampah plastik yang mengancam laut Indonesia, tidaklah instan. Butuh penegakan hukum yang jelas dan skema pendanaan dalam penanganan. Namun, kita bisa mulai langkah sederhana dari kesadaran diri sendiri.
Posting Komentar
Posting Komentar