Beberapa tahun belakangan ini, saya sering mendengar istilah sustainable living akibat isu perubahan iklim. Apalagi saya mengikuti beberapa akun di Instagram yang memiliki fokus untuk menggiatkan gaya hidup sehat yang berkelanjutan.
Mungkin teman-teman ada merasa asing mendengar kata sustainability atau malah sudah paham? Saya pun masih dalam taraf belajar mengetahui tentang hal tersebut.
Saya sempat mengira bahwa sustainability hanya berfokus pada topik lingkungan. Ternyata, sewaktu saya mencari tahu di internet, sustainability memiliki cakupan yang lebih luas.
Sustainability memang berawal dari keprihatinan kondisi lingkungan. Namun, konsep tersebut bercabang menjadi bermacam aspek lain dari kehidupan manusia, seperti ekonomi dan sosial.
Apa Itu Sustainability?
Supaya lebih tahu tentang alasan kita untuk lebih peduli tentang sustainability, maka perlu dipahami dulu makna dibalik istilah tersebut. Sustainability berasal dari dua kata, yaitu sustain yang artinya lanjut dan ability yang berarti kemampuan. Jadi, makna sustainability dalam Bahasa Indonesia sepadan dengan keberlanjutan.
Komisi Brundtland Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1987 mendefinisikan sustainability yaitu memenuhi kebutuhan hari ini tanpa mengorbankan hak generasi mendatang dalam pemenuhan kebutuhannya. Dari definisi itu, kita dapat memaknai bahwa sumber daya alam dan keanekaragaman di bumi dapat habis dan akan menjadi penyebab keruntuhan ekonomi dan sosial.
Adanya sustainability berupaya untuk memiliki kehidupan yang baik pada generasi sekarang dengan tetap melestarikan sumber daya alam pada generasi mendatang.
Beberapa poin penting dalam memahami konsep sustainability yaitu:
- Pemenuhan kebutuhan saat ini dan masa yang akan datang adalah aspek penting yang harus diutamakan. Hal itu dapat diwujudkan dalam berbagai aktivitas ekonomi.
- Dalam serangkaian pemenuhan kebutuhan hidup, perlu memadukan pertimbangan lingkungan dan ekonomi.
- Pembangunan ekonomi perlu diselaraskan dalam upaya pemeliharaan lingkungan dalam jangka panjang dengan melakukan perbaikan mutu lingkungan dan ekosistem.
- Keselarasan pembangunan ekonomi dan lingkungan, perlu diimbangi perhatian dengan kebutuhan sosial kemasyarakatan dan upaya perbaikan kualitas hidup secara terus menerus.
Bagaimana Seharusnya Sistem Sustainability?
Sustainability atau keberlanjutan merupakan pengguanaan metode sadar dan proaktif yang berdampak baik bagi manusia dan bumi dalam waktu berkesinambungan. Proses untuk mencapai keberlanjutan itu sebaiknya dapat diandalkan, direplikasi dan diukur. Hasilnya pun sebaiknya dapat dikonfirmasi terutama dengan pengawasan dari luar.
Konsep sustainability memiliki tiga cakupan waktu, antara lain:
- Perbaikan kesalahan di masa lalu
- Minimalkan masalah saat ini
- Bangun warisan untuk persiapan generasi masa datang
Tujuan dari sustainability adalah zero dampak atau bahaya. Jika kita pernah dengar istilah zerowaste, itu adalah salah satunya.
Tercapainya hal tersebut, tentu dari aksi kita sebagai manusia untuk memanfaatkan segala daya secara optimal dengan taat pada standar etika dan hukum. Selain itu dibutuhkan kemampuan bertahan atau resiliensi dalam perubahan ke arah positif dan baik. Bukan sekedar kecepatan dalam melakukan sustainability, tetapi tidak bertahan lama.
Apa Saja Pilar Sustainability?
Sustainability memiliki visi untuk menjaga kelangsungan kehidupan semua makhluk hidup secara berkelanjutan, bersifat multidimensi dan lintas sektor. Ada tiga pilar utama yang menjadi acuan yaitu lingkungan, sosial, dan ekonomi. Istilah lainnya adalah 3P (planet, people, profit).
Lingkungan
Keseimbangan pada setiap komponen lingkungan, seperti keanekaragaman hayati, sumber daya alam, termasuk cara konsumsinya. Sebaiknya dilakukan secara bertanggung jawab untuk kelangsungan generasi masa datang.
Sosial
Kesempatan dalam mendapatkan kehidupan yang lebih baik bagi setiap orang, seperrti perlindungan anak, hak buruh atau akses kesehatan.
Ekonomi
Pembangunan ekonomi tanpa mengorbankan pilar lingkungan dan sosial dalam jangka yang panjang.
Ketiga pilar tersebut sebaiknya saling harmoni agar tercipta sustainable atau berkelanjutan. Jika ada satu pilar yang timpang, maka dapat terjadi kesenjangan atau masalah yang timbul.
Bagaimana Cara Blogger Dukung Sustainability?
Dari penjelasan sustainability di atas, mungkin ada yang merasa sulit untuk mengaplikasikan dan terkesan eksklusif. Mungkin terlihat hanya orang yang memiliki wewenang dan kebijakan saja yang bisa melakukan.
Padahal kita bisa memulai cara hidup yang lebih sustainable atau berkelanjutan, selangkah demi selangkah. Pasti kita meyakini bahwa langkah-langkah kebaikan sekecil apapun yang dilakukan secara konsisten, akan memberi dampak baik pada dunia.
Memulai dari cara yang paling dekat dalam keseharian. Misalnya saya sebagai blogger yang dekat dengan penggunaan teknologi. Bisa mulai menerapkan sustainable technology dengan berbagai cara blogger sesuai kebutuhan.
Nah, contoh beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan blogger seperti saya dalam mendukung sustainability, antara lain:
Tidak mengikuti gaya hidup fast technology
Mengikuti tren dengan mengganti gadget yang sebetulnya masih memiliki fungsi baik. Lalu, gadget lama menjadi limbah elektronik yang memiliki dampak buruk bagi alam, jika tidak dikelola dengan baik.
Dengan melakukan gaya hidup slow technology, kita bisa menahan diri untuk tidak mengganti gadget jika masih berfungsi dengan baik. Dari situ, kita bisa mengalokasikan uang untuk kebutuhan lain yang lebih mendesak atau diinvestasikan.
Mengikuti seminar atau workshop yang mendukung sustainability living
Sebagai blogger, kerap kali mendapatkan info seminar atau workshop dengan berbagai topik. Salah satu cara untuk mendukung sustainability adalah turut hadir meramaikan acara tersebut.
Seperti webinar yang pernah saya ikuti tentang Melestarikan Ketersediaan Air Dalam Menghadapi Perubahan Iklim bersama Danone-Aqua.
Menuliskan dan menyebarkan opini seputar sustainability
Menuliskan topik tentang sustainability dan menyebarkannya adalah salah satu cara agar semakin banyak masyarakat yang peduli dengan hidup yang berkelanjutan. Setidaknya, kita sudah berusaha memulai langkah sederhana yang bisa dilakukan sesuai kemampuan sebagai blogger.
Mengurangi digital waste
Penggunaan internet kita, sebagian besar menggunakan bahan bakar fosil. Saat kita scroll, klik, dan streaming, maka menghasilkan lebih dari 870 juta tn CO2. Kita pasti tidak mungkin untuk berhenti akses internet, tapi kita bisa lebih bijak dalam menggunakan. Perlu membuat batasan dan manajemen waktu agar efektif.
Kita perlu bersih-bersih data digital atau email, menghapus aplikasi yang tidak terpakai, mengurangi jumlah grup atau menonaktifkan notifikasi media sosial, jika tidak membutuhkan. Selain itu, meluangkan waktu untuk tidak berinteraksi dengan gadget, karena bukan hanya baik untuk bumi, tapi juga kesehatan mental kita.
Penutup
Langkah-langkah kecil dan cara sederhana tersebut, bukanlah sepele. Sebab, hal itu dapat membawa perubahan lain yang lebih besar menuju hidup berkelanjutan. Semoga cara blogger dukung sustainability tersebut bisa bermanfaat untuk teman-teman yang akan memulai yaa. Semangat!
Posting Komentar
Posting Komentar