Menghadapi Konflik Pernikahan

8 komentar

Saat single, saya pernah merasa gemas dan mengelus dada karena sering dengar bentakan saling sahut-menyahut. Apalagi itu terjadi pada pasangan suami istri. Ada suatu keluarga yang hampir setiap hari cekcok. Subhanallah. Pingin tutup telinga saja, tapi nyatanya suara-suara itu tetap terdengar. 

mengelola dan menghadapi konflik pernikahan

Setelah menikah, saya menyadari bahwa konflik dalam pernikahan pasti muncul. Lalu yang diperlukan adalah sikap kita dalam mengelola dan menghadapi konflik itu. Jika saat menikah sama-sama memiliki niat ibadah, pasti ada harapan menjalani pernikahan yang harmonis dan penuh keberkahan. 

InsyaAllah tidak ada yang menginginkan muncul konflik dalam pernikahan. Namun, terkadang adanya konflik itu semakin mendewasakan kita. Saya pun masih belajar untuk mengelola dan menghadapi konflik dengan suami, apalagi pernikahan kami baru seumur jagung. Butuh usaha agar suatu pernikahan menjadi sakinah mawadah warahmah.

Dan tidaklah laki-laki itu sama seperti perempuan.. (Qur’an surat Ali Imran ayat 36)

Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dengan perbedaan yang istimewa, baik secara fisik atau psikologisnya. Maka, cara menghadapi permasalahan pasti berbeda. Berbeda juga dalam melakukan ekspresi cinta dan perhatiannya. Kalau tidak saling belajar memahami, maka bisa berpotensi timbulnya konflik dalam pernikahan.

Tentang Konflik

Kalau dilihat di kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), konflik adalah perselisihan, percekcokan, dan pertentangan. Konflik ini, suatu hal yang normal terjadi dalam suatu hubungan. Bukan hanya hubungan pernikahan, tapi terkadang terjadi pada hubungan lainnya. Misalnya saja konflik bersaudara seperti kakak beradik, orang tua dan anak, bahkan dalam bersosial masyarakat. Namun, sikap kita dalam menghadapi konflik adalah penentunya. 

Jangan sampai situasi konflik, mengalahkan suatu hubungan. (Ustadz Salim a. Fillah)

Hal yang Dihindari Saat Konflik dengan Pasangan

Ketika konflik, terkadang emosi amarah mengalahkan akal sehat dan muncul hal-hal negatif yang tidak terduga. Ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari saat terjadi konflik bersama pasangan, antara lain:

Membongkar aib

Salah satu hal penting saat terjadi konflik adalah tidak membuka aib pasangan. Terkadang saat emosi amarah, tidak dapat berpikir dan berbicara dengan jernih, sehingga membongkar aib pasangan atau kondisi keluarga pada lainnya. Sebaiknya dapat menyelesaikan permasalahan berdua dulu, apalagi jika bercerita ke orang yang tidak tepat. Hal itu dapat menimbulkan permasalahan baru.

Mencaci maki atau berkata kasar

Saat pasangan melakukan kekerasan verbal seperti mencaci maki atau berkata kasar, maka itu salah satu pertanda hubungan yang tidak sehat. Kondisi seperti itu dapat membuat psikologis  pasangan menjadi beresiko. Bisa saja mengalami depresi karena tidak memiliki harga diri. Kalimat cacian dan makian saat terjadi konflik, bisa terus membekas. Padahal hubungan pernikahan yang sehat adalah saling menghargai agar menguatkan kepercayaan dalam diri. 

quote amarah hal yang dihindari dalam pernikahan

Kekerasan dalam rumah tangga

Tidak dibenarkan dalam menjalin hubungan pernikahan dan terdapat kekerasan dalam rumah tangga. Hal itu dapat menyebabkan kerugian fisik dan emosional. Dengan tujuan apapun, tidak menjadikan suatu alasan, menyelesaikan konflik dengan melepaskan amarah hingga melakukan tindak KDRT pada wanita.

Beberapa hal yang disebutkan di atas, perlu dihindari saat terjadi konflik rumah tangga, bersama pasangan. Semoga pernikahan yang dilandasi iman, tidak sampai terjadi hal-hal seperti itu.

Tips Kelola dan Menghadapi Konflik Pernikahan

Keluarga merupakan unit terkecil suatu peradaban. Wajar jika sesekali terjadi konflik kecil di dalamnya. Apalagi konflik antara suami dan istri yang memiliki perbedaan latar belakang keluarga sebelumnya. Konflik adalah hal yang wajar, tapi bukan untuk diabaikan. Butuh sikap yang tepat untuk mengelola dan menghadapi suatu konflik dalam pernikahan. 

Beberapa poin berikut adalah nasihat dari para Ustadz dan Ustadzah. Saya merangkum nasihat menyejukan dari Ustadz Salim A. Fillah dan Ustadzah Haneen Akira yang menyampaikan dalam agenda berbeda. Beberapa cara mengelola konflik, antara lain:

Melakukan tindakan preventif

Sebelum terjadi suatu konflik suami istri, sebaiknya sudah melakukan tindakan pencegahan dulu. Dengan cara saling ngobrol dari hati ke hati, sama-sama mengungkapkan hal yang sebaiknya tidak dilakukan pada pasangan. Lalu, saling mengingatkan dan menguatkan motivasi serta misi keluarga.

quote motivasi pernikahan sakinah

Menghadapi konflik

Saat timbul pemicu pertengkaran, hingga menjadi konflik penikahan, sebaiknya tidak melawan egois dengan egois. Harus bisa meredam amarah tanpa merugikan orang lain, ada yang mengatakan melampiaskan emosi marah dengan elegan. Sebaiknya mencari tahu dan memahami sudut pandang dari pasangan. Pasangan yang egoisnya sedang tinggi, butuh didampingi dan disadarkan.

Perlu kesabaran besar dalam mempertahankan rumah tangga. Jika di antara suami istri belum dapat menemukan jalan keluar, maka boleh membutuhkan bantuan orang lain yang amanah dan dapat dipercaya. Harapannya dapat menghadapi konflik pernikahan dengan solusi yang tepat dan terbaik.

Penutup

Konflik ada suatu hal yang wajar. Konflik yang sehat dalam pernikahan, seharusnya menjadi penyubur kasih sayang. Jika ada konflik, usahakan memperbaiki berdua dulu, bukan mengumbar keluar. Namun, jika sudah sangat tidak bisa menghadapi konflik dalam pernikahan dan tidak dapat diatasi, bisa minta bantuan mediator.


April Fatmasari
Assalamualaikum. Saya seorang ibu rumah tangga yang memutuskan kembali mengajar sebagai guru komputer sekolah dasar. Memiliki ketertarikan dengan kepenulisan, pengasuhan, literasi anak, terutama read aloud. Belajar berbagi memaknai kehidupan dengan tulisan. Jika ingin menjalin kerja sama, dapat dihubungi melalui april.safa@gmail.com

Related Posts

8 komentar

  1. Yg paling sudah nih untuk nggak menceritakan masalah rumah tangga kr org lain. Karna kadang kita butuh cerita. Cuma rmg harus lbh disortir aja biar nggak dianggap mengumbar aib

    BalasHapus
  2. Iya ada teman yang kalau bertengkar selalu di depan anak-anak, perkembangan psikologis anaknya jadi terganggu, ada yang suka memukul dan membentak kalau marah..

    BalasHapus
  3. Konflik adalah hal yang wajar dalam pernikahan. Bila ada suatu masalah harus disikapi dengan kepala dingin dan diselesaikan secara baik-bsik. Masing-masing pihak harus saling mengalah terhadap pasangannya.

    BalasHapus
  4. Betul sekali Mbak, gak ada rumah tangga yang tanpa konflik. Karena kita terdiri dari dua orang yang berbeda, cara didik dan gen yang berbeda untuk itu harus dua dua menyadari, bukan oleh satu pihak saja. Semoga langgeng dan samawa pernikahan Mbak..

    BalasHapus
  5. Iya ya...bagaimana pun suami istri itu dua orang yang berbeda...tidak mungkin sama terus yang terpenting harus selalu ingat tujuan berumah tangga itu untuk menggapai ridho-Nya

    BalasHapus
  6. Masya Allah, benar-benar kudu tahan diri kalau lagi emosi sama pasangan yaa. jangan sampai ada kekerasan atau saling bongkar aib

    BalasHapus
  7. Bahasan yang berat ya mba ehehe. Harusnya menurutku manajemen konflik ini diajarkan saat pranikah. Banyak pasangan muda yang masih suka umbar aib atau curhat di medsos yang sebenarnya seperti memercikkan api ke bensin

    BalasHapus
  8. Kalau kedua belah pihak sama-sama egois ya bisa jadi nggak akan ketemu solusi sampai kapanpun, ya, Mba. Perlu diskusi, duduk berdua dalam kondisi sama-sama tenang.

    BalasHapus

Posting Komentar