Jika memutar memori kembali, saya masih teringat hari terakhir bekerja. Berbincang dengan kepala sekolah tentang cuti dan resign yang pernah saya ajukan sebelumnya. Saya merasa nyaman dengan sekolah yang baru dirintis tersebut, sehingga agak berat meninggalkannya.
Namun, keputusan resign telah saya tetapkan. Secara sadar, saya memutuskan untuk keluar dari pekerjaan pasca melahirkan. Saya sudah menyepakati bersama suami bahwa saya akan menjadi ibu rumah tangga. Mendidik anak di rumah, tanpa menitipkan pada orang lain.
Walaupun di satu sisi, sempat ada kekhawatiran tentang keuangan rumah tangga kami. Apalagi kami masih baru belajar pengelolaan keuangan rumah tangga. Namun, kami meyakini niat baik ini untuk saling menguatkan. Sambil melihat situasi di kemudian hari.
Kenyataan menjadi Ibu di Rumah
Saya melakukan persiapan sebagai orang tua terutama ibu baru. Membaca buku atau artikel, mengikuti seminar hingga belajar dari pengalaman teman yang sudah melalui prosesnya. Setidaknya saya sudah memiliki bayangan menjalani aktivitas yang berbeda, saat anak sudah terlahir.
Ada perasaan bahagia, bangga dan syukur, karena dapat menyentuh bayi yang sudah 41 minggu dalam kandungan. Namun, lambat laun saya merasakan perasaan yang berbeda. Seakan tidak menikmati masa-masa di awal persalinan. Pada kenyataannya, praktik menjadi ibu baru tidak selalu indah seperti dalam angan.
Sindrom Usai Persalinan
Beberapa hari setelah melahirkan, saya merasa ketakutan jika ditinggal suami bekerja. Padahal ada mertua yang menemani. Saya masih bisa menyembunyikan perasaan dengan terlihat baik-baik saja di hadapan mereka.
Namun, begitu sudah sampai di kamar dan anak tertidur, tumpah ruah air mata ini. Ada kebingungan dalam memahami perasaan sendiri.
Ketika saya bercerita pada teman, ada yang mengatakan saya terkena baby blues. Kondisi tersebut dapat membuat seorang ibu merasakan bahagia dan sedih secara bersamaan, hingga menjadi mudah tersinggung.
Baby blues adalah kondisi perubahan suasana hati setelah melahirkan. Baby blues dialami sekitar 80% dari ibu baru.
Overthinking
Di awal menjalankan amanah sebagai ibu baru, saya sempat merasakan overthinking. Menyerap banyak informasi tentang pengasuhan atau tumbuh kembang anak. Lalu, terkadang muncul pikiran negatif. Merasa khawatir dengan penilaian orang lain tentang anak atau diri ini.
Menyendiri
Saya memilih menjaga jarak dari orang lain untuk menutupi rasa overthinking. Saya hanya keluar rumah untuk kepentingan tertentu. Lebih sering berinteraksi dengan beberapa tetangga dekat saja. Bukan hanya di dunia nyata, saya juga menarik diri dari dunia maya. Sangat mengurangi interaksi posting di media sosial yang terkadang saya lakukan.
Saya tahu bahwa setiap ibu itu punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun saat itu, saya merasa banyak kekurangan. Saya menyadari bahwa sedang tidak baik-baik saja.
Titik Balik Ketidakberdayaan
Saya pernah membaca bahwa anak yang bahagia berasal dari ibu bahagia. Suami sudah mengupayakan yang terbaik untuk kebahagiaan saya dan anak. Akhirnya, kami memutuskan untuk mendatangi tenaga profesional, seorang dokter dan juga konselor. Dukungan, nasihat dan saran yang disampaikan membuat saya merasa lebih berharga.
Dengan seizin Allah, perlahan saya belajar untuk menguasai emosi. Supaya tidak berlarut dengan perasaan tertentu, saya harus menciptakan sumber kebahagiaan sendiri. Saya harus mulai bergerak untuk perubahan diri yang lebih baik.
Kemudian, saya memberanikan untuk mulai bermain media sosial kembali. Tujuannya untuk menuangkan perasaan melalui tulisan dengan hati-hati. Hingga saya terhenti pada akun seorang sahabat yang mengikuti tantangan menulis. Sepertinya, saya tertarik untuk mengikuti jejaknya juga.
... Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.... (QS. Ar Ra’d ayat 11).
Ibu Bertumbuh dan Berdaya dari Rumah
Masih ada sebagian orang yang memandang sebelah mata wanita yang memutuskan untuk menjadi ibu penuh waktu di rumah (full time mom). Di sini, kita tidak akan membandingkan pilihan terbaik antara full time mom atau working mom.
Pilihan dan kondisi tiap ibu tidaklah sama, sangat tidak elok jika membandingkan. Sebab saya memilih sebagai ibu rumah tangga, maka saya harus banyak bertanya pada diri sendiri. Sudahkah diri ini berdaya?
Pengertian berdaya
Saya teringat dengan pesan dan nasihat Bu Septi Peni Wulandani. Salah seorang sosok ibu berdaya dari rumah, founder Ibu Profesional. Saat pembekalan Kelas Literasi Ibu Profesional via Zoom (02/02) bertajuk Perempuan Berdaya dari Rumah untuk Dunia. Beliau menjelaskan bahwa ada tiga makna dari berdaya, antara lain:
Memahami diri dan potensi
Siapakah yang lebih memahami diri, jika bukan kita sendiri? Dengan mengenali, memahami jati diri dan potensi, maka akan muncul rasa percaya diri. Tidak mudah termakan dengan omongan atau stigma orang lain, sebab fokus pada kemampuan diri agar lebih berdaya.
Membawa dan menghadapi perubahan
Perkembangan zaman yang terus berubah, membuat hidup kita lebih dinamis untuk mengikuti perubahan tersebut. Sebagai ibu yang berdaya, maka harus peka dan mau belajar agar tidak ketinggalan pada perkembangan dunia. Hal itu tentu akan mempengaruhi pola pengasuhan dan pendidikan anak.
Berdaulat atas dirinya
Ibu berdaya adalah ibu yang dapat membuat keputusan untuk diri sendiri. Secara penuh kesadaran mengambil keputusan. Tidak menyalahkan orang lain saat melakukan kesalahan sendiri, karena berani belajar dari kegagalan.
Makna Rumah bagi Seorang Ibu Berdaya
Jika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rumah adalah bangunan tempat tinggal untuk berlindung dari terik matahari ataupun derasnya hujan. Namun, bagi seorang ibu berdaya, sesungguhnya rumah adalah tempat belajar, bertumbuh dan berkarya.
Berawal dari rumah, ibu dapat belajar untuk mengasah kreativitas dan imajinasi. Dari rumah, ibu mendapatkan ruang kebebasan untuk fokus bertumbuh pada perkembangan diri yang dulu dan saat ini. Selain itu, ibu yang berdaya, dapat menyelesaikan tantangan di sekitar melalui karyanya.
Langkah belajar, bertumbuh dan berkarya dari rumah
Untuk memulai belajar, bertumbuh dan berkarya dari rumah, kita perlu melakukan langkah nyata. Beberapa langkah yang dapat kita lakukan, yaitu:
Memetakan ragam aktivitas untuk kenali potensi
Kita dapat petakan ragam aktivitas dalam empat kuadran untuk melihat dan mengenali potensi diri. Empat kuadran itu, antara lain bisa-suka, bisa-tidak suka, tidak bisa-suka, tidak bisa-tidak suka. Lalu, kita ciptakan sendiri ruang untuk berkreasi.
Menggali dan merenungkan impian dan kondisi yang sedang dijalani
Dengan begitu, kita dapat lebih mudah menemukan langkah yang dilakukan untuk meraihnya. Tidak lupa untuk apresiasi setiap pencapaian sekecil apapun.
Berkomunikasi dengan suami
Sebagai istri, pasti butuh support system dari suami. Saran dan masukan suami dalam menentukan langkah meraih impian, sangatlah berharga.
Bergabung dalam komunitas
Saat ini banyak terdapat komunitas atau kursus yang mendukung ibu untuk belajar, bertumbuh dan berkarya dari rumah. Kita bisa sesuaikan dengan potensi diri.
Berkonsultasi dengan tenaga profesional atau senior berpengalaman
Tidak ada salahnya melakukan konsultasi, agar semakin mantap menempuh perjalanan menjadi ibu yang berdaya.
Setiap ibu bertumbuh dan berkarya, meskipun dari rumah. Allah sudah install keunikan dalam diri masing-masing. Tinggal kita nikmati prosesnya dengan menyesuaikan kondisi yang dijalani saat ini.
Harta Karun Ibu Berdaya dari Rumah
Ketika sudah menggali dan menemukan potensi diri, maka saatnya untuk berkarya dari rumah. Ada hal-hal penting ibarat harta karun agar ibu dapat berkarya dan berdaya dari rumah, antara lain:
Manajemen waktu
Ini salah satu hal inti dari ragam aktivitas pilihan untuk berkarya dari rumah. Sampai saat ini, saya masih belajar tentang manajemen waktu bagi ibu rumah tangga. Prioritas waktu tiap ibu pasti berbeda kondisinya.
Tantangan di rumah
Mendidik anak di rumah, dapat menjadi tantangan tersendiri bagi ibu. Misalnya kita sedang mendalami ilmu parenting dan berusaha praktik pada anak. Kita bisa mencari referensi sumber ilmu dari buku atau media online dengan menggunakan paket internet cepat.
Lalu kita catat hasil belajar itu untuk sungguh-sungguh diimplementasikan. Kita menantang diri, perbaikan apa yang berhasil kita lakukan dari catatan belajar sebelumnya.
Aksi menjadi Solusi
Di era digital ini, kita bisa mudah membagikan catatan hasil belajar yang sedang didalami. Seperti yang saya lakukan, memanfaatkan media online seperti blog ini untuk membagikan catatan parenting atau sekadar pengalaman mendidik anak. Siapa yang menyangka hasil karya tulisan saya, ternyata bisa menjadi sumber informasi bagi ibu yang lain dan sumber penghasilan diri sendiri dari rumah.
Berkarya dari Rumah menggunakan Paket Internet Cepat
Sebelum memutuskan berkarya menggunakan media blog pribadi, saya mengawali sebagai content writer di suatu web parenting. Dari sana, saya banyak berlatih kemampuan menulis. Saya menulis berdasarkan jadwal yang telah ditentukan, harus up to date juga dengan informasi terbaru.
Supaya tidak ketinggalan informasi dan membuat tulisan sesuai jadwal yang ditentukan, saya harus menggunakan paket internet cepat di rumah. Di awal menjadi content writer, saya masih tinggal bersama orang tua. Orang tua sudah memasang layanan wifi sejak saya masih kuliah.
Alhamdulillah, saya merasakan aktivitas berselancar mencari referensi, tanpa batas. IndiHome dari Telkom Group menjadi pilihan orang tua saya, untuk memasang wifi di rumah. Saya merasakan kemudahan dalam mengakses internet dengan cepat, stabil dan tahan terhadap cuaca.
Saat ini, IndiHome menggunakan jaringan fiber optik yang tersebar di seluruh negeri. Selain itu, terdapat pilihan kecepatan internet unlimited hingga 300 Mbps. Hal itu, dapat menunjang aktivitas belajar, bertumbuh dan berkarya dari rumah. Ibu dapat berdaya dari rumah dengan lebih nyaman dan praktis.
Penutup
Tidak ada kata terlambat, saat ibu memulai bertumbuh dan berkarya. Kita dapat memanfaatkan kemudahan teknologi yang menawarkan paket internet cepat di rumah. Melalui informasi yang akurat dan bermanfaat ibu akan menemukan harta karun berharga versi masing-masing. Dengan begitu, kita dapat menjadi ibu bertumbuh dan berdaya dari rumah.
Sumber:
https://hellosehat.com/kehamilan/perawatan-ibu/kesehatan-mental-ibu/depresi-postpartum-baby-blues/
https://indihome.co.id/internet
Zoominar bertajuk Perempuan Berdaya dari Rumah untuk Dunia bersama Bu Septi Peni Wulandani, pada tanggal 2 Februari 2022
jadi kepikiran nih. ini juga yang aku takutkan setelah lahiran nantinya. tapi ya harus dijalani sih. terima kasih ilmunya, semoga nanti aku bisa melewatinya dengan baik
BalasHapusSemoga setelah baca ini, ada hikmah yang bisa dipetik yaa, Mbak. Semoga Mbak Bening diberi kemudahan dan dalam lindungan Allah untuk menjalani amanah itu. Bismillah :)
HapusJadi kita sebagai ibu rumah tetap bisa berkarya dengan ditunjang paket internet cepat dari IndiHome .. So jadi tunjukkan kepada dunia bahwa kita juga bisa
BalasHapusAlhamdhulilaj sekarang ada internet ya mbak..meskipun di rumah tetap bisa bertumbuh krn jd ibu harus terus uodate dan belajar
BalasHapusBertumbuh dan berdaya dari rumah dengan internet yang lancar membantu kita para ibu yang di rumah untuk tetap bisa mengembangkan diri dan melihat perkembangan dunia luar ya. Bisa terus berkarya dengan mengawasi langsung tumbuh kembang buah hati.
BalasHapusSalah satu penolong menjadi Ibu ya karena ada internet sih yaa mba haha. bayangin aja kita jadi banyak tahu soal parenting, kesehatan, sampe mengatur keuangan keluarga. Coba dulu, belajarnya harus ssusah2 cari guru, sekarang tinggal dengerin video atau podcast sambil masak :D
BalasHapusBerkat internet ibu berdaya bisa dari rumah ya. Ga ketinggalan informasi dan bisa menggali potensi diri
BalasHapusPekerjaan sebagai ibu memang luar biasa, fulltime dengan kesibukan level merah. Kalau ada yang kelewatan dan tidak dikerjakan bisa bahaya. Salut dan angkat topi utuk semua ibu di Indonesia
BalasHapusAlhamdulillah ya bun dg adanya Internet kita bisa berkarya dari rumah. Internet memang sangat membantu sekali. (Gusti yeni)
BalasHapusBertumbuh dan berdaya adalah cara kita untuk dapat berkarya dan memberi dampak positif baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain di sekitar kita
BalasHapusSehat selalu kak
Selamat menjadi ibu yang penuh cinta
Perempuan sangat bisa berdaya dari rumah.
BalasHapusDia bisa berkarya dan menebarkan manfaat. Apalagi dengan dukungan keluarga dan akses internet yang memadai
Nggak banyak sih ibu rumah tangga yang memahami bahwa kita bisa lho berkarya dan berdaya meski hanya dari rumah saja. Kebanyakan berpikir bahwa untuk berkarya dan berdaya ya kudu ke luar rumah. Merantau dan lain sebagainya.
BalasHapusLuar biasa pengalamannya ya mbak. Saya masih berjuang untuk jadi berdaya. Semoga bisa deh.
BalasHapusAamiin. Semoga dimudahkan perjuangannya, Mbak
Hapussebaik-baik orang adalah yang memberi manfaat bagi orang lain ya Kak. Selamat bertumbuh dan berdaya memberi dampak positif untuk sekitar di mana pun kakak berada. Semangat dan semoga sehat selalu
BalasHapusAlhamdulillah dikasih kemudahan untuk tetap berdaya dari rumah ya. Saya pun masih berusaha berdaya meskipun usia sudah mulai membatasi pekerjaan. Semangat teruus.
BalasHapusYour story is so touching and might be relatable to many fellow teachers. Thx 4 sharing. Ibu juga bisa berdayaa ya berkat internet❤
BalasHapusSekarang banyak istilah ya, ada ibu berdaya, ibu penggerak, dan sebagainya. Padahal semua itu bisa dilakukan dari rumah saja bila ada koneksi internet. Semoga internet sampai ke semua pelosok negeri. Biar semakin banyak wanita Indonesia meski di rumah saja tapi tetap berdaya ya
BalasHapusSuka tulisan ini. Lengkap banget dan vibe positifnya terasa banget. Aku setuju, menjadi perempuan, ibu, dan istri, mesti tetap bertumbuh dan berdaya ya. Apalagi saat ini, asalkan ada koneksi internet, banyak hal bisa ibu lakukan mesti lebih sering di rumah.
BalasHapusTernyata 80% ibu baru juga mengalami baby blues ya mbak, bukan angka yang sedikit. Memang benar-benar harus mendapatkan perhatian lebih bagi ibu yang baru melahirkan, agar terhindar dari tindakan-tindakan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Semoga semua ibu bisa terus bertumbuh dan berdaya dari rumah.
BalasHapusMenjadi ibu baru saja bukan hal yang mudah loh Mbak, apalagi ditambah resign dari kantor. Butuh banget penyesuaian tentunya.
BalasHapusUntung ya sekarang ada akses internet, jadi seorang ibu rumah tangga tetap bisa berdaya dari rumah saja.
Jadi ibu bukan perkara mudah tapi apapun tantangannya terpenting ibu harus berdaya supaya keluarga kuat dan bahagia. Makin semangat menambah ilmu biar jadi ibu bahagia.
BalasHapusjadi ibu tuh aku akuin susah, walau belum menikah. makanya aku takjub banget sama temen-temenku yang udah punya anak, tapi tetap berdaya melakukan banyak hal. :')
BalasHapushuhu.. jadi ibu di rumah apalagi pasca pernah merasakan dunia kerja, memang beratt banget :( harus dipersiapkan ternyata dengan kondisi yang berbeda 360 derajat, hihi.. tapi bersyukur ya ada internet jadi tetap bisa melanglang buana mencari informasi kekinian dan bisa jadi memberdayakan diri :)
BalasHapusTerima kasih sudah berbagi pengalaman disini Mbak, semoga usa bermanfaat bagi ibu-ibu baru yang mengalami masalah seperti ini. Dan Alhamdulillah sekarang semua sudah ada jalan keluarnya. Semoga terus bahagia bersama keluarga
BalasHapusAamiin, terima kasih Bu
HapusAlhamdulillah salut untuk perjuanganmu say yang mencoba mempelajari apa yang sedang terjadi dan mencari solusinya, overthinking itu memang bikin kita sulit bergerak ya karena khawatir dan cemas yang besar
BalasHapus