Kalau melihat anak yang sudah masuk sekolah TK, rasanya bersyukur sekali. Allah beri kesempatan menjalani kehidupan sampai sekarang. Sudah tidak bisa seenaknya juga, bepergian ke rumah orang tua atau mertua karena anak sudah sekolah. Seingat saya, dulu mulai mengajak anak bepergian ke luar kota di usianya sekitar empat bulan.
Pertama kali ingin bepergian sempat ketar-ketir karena masih bayi. Ada salah satu pihak keluarga yang melarang karena masih bayi, istilah jawanya ‘sawanen’. Malah dibilang nunggu anak berusia setahun.
Sedih banget sih, diberi saran begitu. Saya berencana ke luar kota bukan bertujuan untuk jalan-jalan ke tempat wisata menarik. Namun, karena saya kangen orang tua. Orang tua sudah sebulanan baru pulang dari tanah suci juga. Padahal saat berangkat, saya tidak ikut mengiringi.
Dengan berbekal mencari informasi dan persiapkan segala sesuatunya, kami berangkat bertiga. Alhamdulillah sekitar 4 jam sudah sampai di Surabaya dengan sehat dan selamat. Saat itu jalan tol ke Surabaya belum jadi.
Tentu menjadi pengalaman bepergian dengan anak yang berharga bagi kami, sebab baru pertama kali. Pengalaman itu menjadi momen bepergian ke tempat lainnya bersama anak. Namun bukan berarti berlaku untuk anak-anak yang lain. Bisa saja kondisi fisik anak yang berbeda. Saya akan berbagi beberapa tipsnya.
Tips Bepergian bersama Anak
Kurang lebih, strategi yang dilakukan menjelang bepergian, hampir sama antara anak masih bayi hingga berusia 5 tahun. Di usia anak sudah dapat berinteraksi dua arah, insyaAllah lebih bisa dikondisikan dan diajak kerja sama.
Perhatikan kondisi fisik
Usia anak untuk diajak bepergian, tidak bisa dijadikan patokan. Bisa saja kondisi kesehatannya berbeda. Sebelum bepergian, sebaiknya kita pastikan kondisi fisiknya sehat dan kuat. Selain kondisi fisik anak yang sehat, kondisi kita sebagai orang tua juga harus sehat. Pasti tidak nyaman, begitu sampai di kota tujuan malah tepar parah.
Tetapkan tujuan bepergian
Kalau bepergian tanpa bayi, mungkin bisa sat set menentukan tujuan travelling dalam sekali waktu. Hal itu seperti pengalaman Mbak Siti Nurjanah, seorang lifestyle blogger yang sudah menjelajah berbagai tempat wisata. Sedangkan, jika bersama bayi, tentu perlu berpikir berkali-kali karena fisiknya yang masih rawan.
Persiapkan perlengkapan anak secukupnya
Printilan bayi cukup banyak ya, mulai dari pakaian, selimut, pospak atau clodi. Tidak ketinggalan obat untuk pertolongan pertama, seperti minyak kayu putih, minyak telon atau essential oil. Mainan secukupnya atau buku yang ringkas.
Untuk anak yang sudah di atas 6 bulan, tentu ketambahan makanan atau camilan. Di atas setahun, biasanya dibawakan susu tambahan juga.
Memilih transportasi
Dalam memilih transportasi, tentu disesuaikan dengan situasi kondisi atau kebiasaan keluarga. Terkadang ada yang lebih memilih transportasi umum atau pribadi. Apapun pilihannya, kenyamanan anak adalah yang utama. Apalagi jika sangat terpaksa menggunakan roda dua, perlu memastikan durasi perjalanan agar anak bayi tidak terlalu lama terpapar polusi udara.
Jika transportasi umum jalur darat, perlu memastikan kepadatan penumpangnya dan suhu di dalam kendaraan. Saat itu, saya pernah pergi bersama anak yang masih bayi menggunakan kereta api ekonomi dan eksekutif. Jelaslah, terasa perbedaannya.
Jika menggunakan transportasi udara, terkadang ada maskapai yang meminta surat izin dokter. Perlu memperhatikan hal-hal lainnya juga. Ada yang merekomendasikan menggunakan earmuff.
Sounding
Komunikasi adalah salah satu kunci pengasuhan. Meskipun masih bayi, anak perlu diajak komunikasi bahwa akan bepergian. Saat anak sudah dapat diajak komunikasi dua arah, perlu memperbanyak sounding jika akan melakukan perjalanan jauh.
Kalau perlu, bisa melakukan role and play. Latihan ibarat persiapan pergi, saat berada di dalam kendaraan untuk perjalanan atau ketika sudah sampai di kota tujuan. Tujuannya, agar anak tidak kaget dengan suasana yang berbeda dari biasanya.
Perbanyak stok sabar
Ketika beberapa persiapan di atas sudah komplit, terkadang ada hal-hal tidak terduga saat perjalanan. Maka kita perlu menyiapkan stok sabar yang lebih banyak. Menjadikan pengalaman bepergian bersama anak adalah cerita berharga tersendiri.
Momen Bepergian Seru untuk Menguatkan Bonding
Dalam bepergian yang menghabiskan waktu untuk duduk berjam-jam, belasan bahkan puluhan jam, pasti akan terasa membosankan bagi anak. Sebagai orang tua, harus cari cara agar anak tidak jenuh di dalam kendaraan.
Untuk kendaraan pribadi, mungkin masih dapat melepas penat sejenak di rest area. Jika naik kereta api, pesawat, mungkin masih bisa berjalan mondar mandir. Sehingga perlu membawa perlengkapan kesukaan anak.
Selain itu, kita dapat mengajak anak ngobrol. Mengajarkan tentang adab berkendara atau bepergian. Sebisa mungkin, jadikan momen bepergian untuk semakin menguatkan bonding, dengan bercerita, bernyanyi, membacakan buku atau lainnya.
Alhamdulillah, bepergian bersama anak selama ini, cukup menyenangkan dan seru. Mungkin pengalaman pertama kalinya naik kereta api saja yang lumayan adaptasi. Namun, masih ada hiburan untuk sesekali berjalan di gerbong. Selebihnya, anak sudah menikmati momen-momen bepergian berikutnya.
Kesimpulan
Terkadang ada rasa dilematis tersendiri saat mengajak anak untuk bepergian, apalagi ke tempat jauh dan masih di bawah usia 6 bulan. Namun, kebutuhan dan terkadang tuntutan yang akhirnya memutuskan untuk melakukannya.
Kuncinya adalah persiapan yang matang, ketika akhirnya akan bepergian bersama anak. Tidak kalah penting adalah berdoa agar dalam perjalanan dan kembali lagi dalam lindungan Allah. Teman-teman ada yang punya pengalaman juga?
yang enggak boleh ketinggalan, kerjasama dengan pasangan dan kenali kebiasaan anak. ini penting bangeeet. kan ada tuh anak yang dalam perjalanan, mabokan. nah ini, harus jadi pertimbangan banget
BalasHapusWaah jadi inget saat anak2 masih kecil, kalau bepergian barang bawaannya banyak banget dan sebagian adalah milik si bayi. Tapi sekarang anak2 sudah remaja dan nggak ribet lagi kalau bepergian. Malahan saya yang mabokan mbak, jadi harus sedia obat anti mabok. Gantian anak2 yg melayani ibunya.
BalasHapusWaktu anak-anak masuh kecil memang ribet kalau bepergian bawaannya banyak.
BalasHapusTapi sekarang anak-anak sudah remaja, ngga ribet lagi malah saya yang mabukan. Gantian mereka melayani ibunya.
Traveling bersama anak persiapan fisik, mental dan juga harus sehat fit badan ya, tapi lama2 klo anak sering diajak traveling pasti bisa menyesuaikan ya .tapi awas Jangan sampai ada yang ketinggalan semua peralatan..
BalasHapusSeru banget jalan-jalan dengan anak-anak, yang penting peralatan tempur selama perjalanan lengkap ya mulai dari camilan, makanan, mainan, dan buku serta obat-obatan lengkap semua dibawa tenang deh
BalasHapusTips2xnya seru saya juga termasuk yang suka mengajak anak berpergian sedari dini mbak. anak pertama saya sudah saya ajak berpergian sejak usia 1.5 bulan.
BalasHapuswaahh ini, harus siap mental juga ya Mba biar kitanya tetep waras. yes, memilih kendaraan saat bepergian juga sangat penting demi keamaan dan kenyamanan anak
BalasHapusBagian perbanyak stok sabar itu bikin senyum, nih. Mba. Kebayang riweh plus serunya momen kebersamaan keluarga.
BalasHapusJalan bawa anak memang harus siap macam -macam. Saya dulu nggak dengerin omongan orang udah. Bayi masih sebulan aku bawa mudik perjalanan darat sekitar 4 jam. Terus pas pindah ke Bali, anakku yg kedua baru umur 5 bulan.
BalasHapusPuasa kmrn nyoba mudik jalur darat naik bus bawa 3 anak yg 1 masih bayi 5 bulan. Alhamdulillah, lancar meskipun tetap menguras energi dan emosi 😂 semoga jadi kenangan buat anak2
Betul banget kalau traveling bisa menguatkan bonding sekaligus membentuk karakter anak yang tangguh
BalasHapus