“Nda, sudah ada RUU KIA tentang pengajuan cuti enam bulan, lho.”
Setelah mengatakan itu, suami membacakan cuplikan artikel dari sebuah portal berita. Mendengar itu, rasanya seperti angin segar bagi ibu hamil yang bekerja di ranah publik. Tentu setiap wanita memiliki fitrah ingin menjalani kehamilan serta persalinan yang sehat, apalagi didukung dengan cuti panjang. Ketika wanita menjalani kehamilan sehat maka dapat mencegah stunting pada anak.
Di negara kita, angka prevalensi stunting di tahun 2021 sebesar 24,4 berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI). Angka prevalensi stunting ini, 6,4% sudah menurun dibandingkan tahun 2018. Alhamdulillah.
Namun, pemerintah masih mempunyai target menurunkan prevalensi sebesar 10,4% pada tahun 2024. Wah, ternyata stunting menjadi PR besar, sehingga Kemenkes mempunyai agenda untuk mengurangi hal itu.
Apa itu Stunting?
Dulu, saya hanya mengetahui bahwa stunting adalah kondisi anak dengan badan lebih pendek dari standar usianya karena nutrisinya kurang optimal. Kalau istilah jawa yang saya tahu adalah cebol. Setelah mendengar penjelasan seorang konselor laktasi, dr. Adnina Hariningrum, CIMI, stunting adalah kondisi gagal tumbuh yang terjadi pada anak bawah dua tahun dikarenakan kurangnya gizi pada waktu lama (kronis).
Ketika anak mengalami stunting dapat berpengaruh pada kemampuan atau perkembangan otaknya. Ternyata stunting bukan hanya tentang kurangnya nutrisi pada anak, terkait fisik saja, ya. Tetapi juga keberlanjutan generasi anak Indonesia pada 20 sampai 30 tahun kemudian.
Bagaimana Mencegah Stunting?
Saya menyimak Webinar tentang Kehamilan Sehat dapat Mencegah Stunting yang diadakan oleh Pak Agus Jatmika Soegiarto, seorang CEO PT. Kehamilan Sehat Sejahtera bersama tenaga professional lain, seperti dokter spesialis kandungan, dokter spesialis anak, konselor laktasi dan bidan. Dijelaskan oleh dr. Eko Setiawan, Sp.OG bahwa stunting dapat dicegah dengan sebuah perjalanan yang panjang. Mengapa begitu? Karena stunting tidak hanya tentang janin atau perkembangan otak anak.
Tiga tahap pencegahan stunting
Pencegahan stunting bukan dimulai saat anak sudah lahir, baru memberikan beragam nutrisi. Namun, pencegahannya dapat dimulai sejak sepasang suami istri merencanakan kehamilan. Apa saja tahapan itu?
Sebelum hamil
Penting adanya edukasi kehamilan tentang ilmu parenting, asupan gizi, atau faktor lingkungan. Asupan gizi beberapa bulan sebelum kehamilan, mempengaruhi kondisi janin secara tidak langsung.
Saat hamil
Pada trimester 1 dan 2 melakukan USG serial interval 3 sampai 4 minggu untuk mengevaluasi pertumbuhan janin. Selain itu, perlu memenuhi nutrisi, gizi, dan suplemen multivitamin-mineral untuk tubuh. Lakukan evaluasi pertambahan berat badan (BB) saat hamil, karena belum tentu janin bertambah beratnya, saat ibu mengalami kenaikan BB.
Lalu pada trimester 3 (28-41) minggu, ibu hamil masih tetap melakukan hal-hal penting yang sudah rutin dilakukan pada trimester 1. Kemudian, melakukan senam hamil agar lebih siap pada proses melahirkan.
Ibu hamil tetap perlu mengikuti kelas edukasi seputar kehamilan, persalinan hingga selesai bersalin. Selain itu, salah satu hal yang tidak kalah penting adalah edukasi mengenai laktasi dengan berkonsultasi ke konselor menyusui tentang manfaat atau fakta air susu ibu (ASI). Saat anak diberi ASI, maka anak mendapat perlindungan 2,4 kali lipat pencegahan terjadinya stunting.
Setelah hamil
Setelah persalinan, ibu perlu diberi kesempatan inisiasi menyusui dini (IMD) dan rawat gabung dengan anak. Ibu perlu dukungan setelah persalinan hingga memantau tumbuh kembang anaknya.
Mengapa Perlu Memantau Tumbuh Kembang Anak?
Setelah proses kehamilan dan persalinan, tumbuh kembang anak menjadi perhatian utama. Kita perlu cek kemungkinan keterlambatan pada pertumbuhan dan perkembangan anak berdasarkan standar usia anak. Hal itu sebagai antisipasi terjadinya stunting pada anak. Pengecekannya dapat memantau melalui buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang berwarna merah jambu.
Bagaimana Tips Kehamilan Sehat untuk Cegah Stunting?
Setelah bahasan stunting di atas, maka sebagai orang tua perlu mempersiapkan kehamilan yang sehat saat program hamil agar stunting tidak terjadi. Ada beberapa tips saat hamil dari Pak Agus Jatmika Soegiarto yang perlu dilakukan, antara lain:
Melakukan konsultasi dan pemeriksaan kehamilan ke tenaga kesehatan
Dengan adanya kemudahan teknologi, tidak jarang ibu hamil berinisiatif sendiri mencari informasi di Google. Padahal, belum tentu kondisi yang tertulis di Google mirip 100%. Ibu hamil perlu crosscheck ke tenaga ahli kesehatan dengan melakukan pemeriksaan untuk mendapat saran sesuai kondisi kehamilan.
Memperhatikan nutrisi seimbang tubuh
Ibu hamil bukan berarti membutuhkan makan banyak, tetapi butuh makan yang cukup. Cukup terpenuhi nutrisi dari karbohidrat, protein, vitamin dan berbagai mineral. Ibu hamil juga bisa mengonsumsi vitamin tambahan yang disarankan oleh dokter.
Melakukan olahraga
Sebagai ibu hamil yang berat badannya bertambah, bukan berarti tidak melakukan olah fisik atau olahraga. Olahraga dapat membangun kekuatan dan daya tahan tubuh seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Olahraga yang dapat dilakukan, tentu dengan rekomendasi tenaga kesehatan, misalnya melakukan senam hamil.
Di klinik Kehamilan Sehat Sejahtera tersedia program senam hamil, bahkan senam hamil couple. Tujuannya selain membuat badan nyaman adalah untuk membentuk ikatan support system antara suami dan istri.
Mencukupi waktu istirahat
Terkadang ada ibu hamil yang merasa kesulitan tidur malam, istirahat di siang hari dapat menjadi penggantinya. Apalagi saat hamil pasti merasa lelah, sehingga istirahat cukup perlu untuk menjaga kondisi fisik.
Menjaga kesehatan mental
Ibu hamil bukan hanya perlu fisik yang sehat, tetapi mental yang sehat juga. Jika ada keluhan mental yang mengganjal dan terlalu ekstrem, perlu berkonsultasi dan memeriksakan diri ke tenaga profesional.
Pemeriksaan di klinik Kehamilan Sehat Sejahtera dapat menjaga kesehatan mental ibu karena pelayanan yang ramah, tempat yang nyaman, konsultasi secara langsung dengan tidak terburu, serta pro persalinan normal.
Kesimpulan
Pencegahan stunting bisa dimulai dari persiapan proses kehamilan sehat hingga persalinan yang tidak menimbulkan trauma. Salah satu provider yang mendukung hal itu adalah Klinik Kehamilan Sehat Sejahtera. Jangan lupa cek lokasi klinik terdekat untuk melakukan pemeriksaan kehamilan ya, teman! Salam sehat!
Jadi betul ya mbak, pertumbuhan emas itu di mulai sejak anak masih dalam kandungan. Ibu hamil yang sehat lahir batin insyaallah bisa mencegah anak tumbuh kurang optimal 👍
BalasHapusSaat hamil saatnya kembali ibu belajar. Banyak2 membaca info kehamilan agarvkita berada di track yg benar juga belajar memilah dan memilih saran/nasihat dari orang lain untuk di ikuti atau tidak.
BalasHapusMemang deh segala persiapan ibu hamil maupun menyusui mesti sejak awal, supaya janin dan bayi dalam kandungan mendapatkan gizi dan nutrisi tinggi. Kelak lahir dan tumbuh kembangnya baik tanpa kendala dan sehat terus. Menjaga kesehatan mental juga penting sekali yang kadang agak terabaikan :) TFS.
BalasHapusBaru-baru ini saya baca, bahkan mencegah stunting diawali dari masih gadis remaja. Jadi literasi kesehatan tentang stunting sudah paham ketika nanti menikah, hamil, menyusui, dan merawat bayinya.
BalasHapusPenting banget buat ibu-ibu (bapak juga...), betapa problem stunting tak sekadar persoalan gizi buruk, tapi juga pola hidup dari si ortu....
BalasHapusSejak sebelum hamil, saat hamil dan anak lahir memang harus dipersiapkan nutrisinya agar terhindar dari stunting ya
BalasHapusSemoga para ibu hamil di Indonesia sehat lahir dan batin. Debay juga bebas stunting seperti arahan Mbak April. Makasih yaaaaa
BalasHapus