Menulis dan membaca menjadi beberapa hal penting di antara keterampilan lainnya. Apalagi saat anak memasuki usia sekolah. Dalam mempersiapkan itu, orang tua perlu memperhatikan tahapan menulis anak ataupun kemampuan membacanya. Ketika terbiasa berlatih, InsyaAllah anak akan mahir.
Begitu juga dengan proses menulis atau membaca, anak butuh dilatih dan stimulasi. Menurut Bu Roosie Setiawan, founder Reading Bugs Indonesia, menulis atau membaca bukanlah kemampuan alamiah yang dapat tumbuh dengan sendirinya. Kedua hal itu memerlukan proses yang tidak instan ya, teman.
Persiapan menulis anak merupakan latihan keterampilan pra menulis. Sebelum anak berhasil menulis huruf, angka atau simbol, perlu dipersiapkan keterampilannya dalam menggenggam atau menggerakkan barang dengan kedua tangannya.
Berkenalan dengan Motorik sebagai Stimulasi Menulis
Berhubung, anak masih masa pra menulis dan pra membaca, saya perlu memberi stimulasi dan melatih motoriknya. Motorik bukanlah suatu hal yang remeh. Motorik merupakan suatu sistem kerja tubuh manusia yang kompleks dengan fokus bahasan tentang kemampuan gerak tubuh anak.
Perkembangan motorik terdiri dari dua macam, antara lain:
- Motorik kasar: Perkembangan gerak anak seputar keseimbangan dan koordinasi tiap anggota tubuh.
- Motorik halus: Perkembangan gerak anak seputar otot-otot kecil beserta koordinasi antara mata dan tangan.
Perkembangan motorik kasar terbentuk seiring dengan kematangan fisik anak didukung dengan keadaan lingkungannya. Sedangkan, perkembangan motorik halus akan lebih tumbuh dan berkembang saat ada dibantu dengan stimulasi orang sekitarnya.
Dalam buku Tuntas Motorik dijelaskan bahwa ketika anak sedang berlatih motorik kasar, maka aktivitas itu menjadi sebuah proses mediasi kestabilan organ bahu dan siku seperti mengangkat tangan ke atas. Ketika otot bahu dan siku stabil, maka memudahkan gerak pergelangan tangan untuk menulis.
Motorik halus yang terlatih akan menjadi mediasi melenturkan jari-jari agar proses menulis menjadi optimal. Ada banyak aktivitas keseharian yang dapat menjadi sarana melatih motorik halus anak. Selain itu, memberikan kesempatan anak untuk eksplorasi bermain akan membantu stimulasi geraknya.
Aktivitas Persiapan Menulis Anak
Aktivitas sederhana yang dapat digunakan untuk stimulasi persiapan tahapan menulis anak, pasti ada banyak sekali. Jika ada kelonggaran, kita bisa menyiapkan medianya lebih beragam menjadi ide bermain yang berkesan bagi anak. Beberapa contoh aktivitas yang pernah saya lakukan bersama anak, sebagai berikut:
Menggunting dan menempel
Menggunting adalah salah satu aktivitas penting karena melatih otot-otot pergelangan tangan. Memegang gunting juga tidak dapat sembarangan kan, apalagi anak harus mengoordinasikan mata dan tangan untuk menggunting. Sebaiknya kita fasilitasi anak dengan gunting yang aman dan sesuai genggamannya.
Aktivitas menempel juga melatih keterampilan persiapan menulis anak. Awalnya mungkin masih berantakan atau tidak beraturan, namun anak akan belajar nantinya. Kita juga dapat memberikan ragam aktivitas menempel dengan menggunakan stiker.
Menyobek kertas
Aktivitas ini terlihat sepele bagi kita orang dewasa, tapi hal itu dapat melatih keterampilan anak. Menyobek kertas merupakan aktivitas yang menyenangkan dan memiliki sensasi tersendiri pada indera anak. Aktivitas menyobek kertas dapat melatih jari jemari tangan, otot, syaraf dan otak anak. Kadang di masa ini anak gemas dengan kertas pada buku ceritanya. Sebelum bukunya menjadi korban, kita berikan saja kertas yang sekira sudah tidak terpakai untuk eksplorasi anak.
Menjepit atau mencapit
Aktivitas menjepit atau mencapit akan melatih otot kecil anak pada jari-jarinya. Selain itu, dapat meningkatkan koordinasi mata dan tangan anak. Kita bisa memanfaatkan capitan dapur atau capitan khusus anak. Kita bisa juga mengajak anak bermain dengan penjepit jemuran baju atau penjepit kertas yang terbuat dari kayu.
Bermain playdough atau plastisin
Adakah yang tidak suka bermain playdough? Mungkin ada anak yang awalnya tidak mau memegang karena tekstur playdough yang agak lembek dan lengket. Padahal playdough ini selain mengasah imajinasi, dapat melatih keterampilan motorik halus anak, termasuk aktivitas persiapan tahapan menulis anak usia dini.
Melukis atau mewarnai
Melakukan coretan atau goresan menggunakan pewarna termasuk aktivitas menyenangkan untuk persiapan menulis anak. Anak akan berlatih menggerakkan otot jari-jari tangan dan mata untuk membuat suatu pola yang acak hingga teratur.
Menjahit atau meronce
Teman, jangan bayangkan dengan menggunakan jarum dan benang, pasti ngeri deh untuk anak usia dini. Aktivitas ini dapat menggunakan kertas yang dilubangi, lalu anak memasukkan tali ke dalam lubang hingga membentuk pola. Sudah seperti aktivitas menjahit sungguhan ya.
Begitu juga dengan meronce. Kita bisa menyiapkan manik manik dan tali agar anak berlatih merangkainya.
Melakukan aktivitas keseharian
Banyaknya aktivitas keseharian anak yang sederhana, secara tidak langsung dapat melatih motorik halus dan koordinasi mata serta tangan anak. Kegiatan keterampilan hidup yang sederhana ternyata berdampak besar dan positif untuk perkembangannya. Secara tidak langsung, dapat mengasah keterampilan menulisnya.
Misalnya saja seperti mengancingkan baju, makan dengan sendok, menuangkan air, menyemprot air, mencuci menggunakan spons, menyerut pensil, dan masih banyak aktivitas sederhana lainnya.
Terlihat sepele dan mungkin anak masih membutuhkan banyak waktu untuk melakukan. Hehe, sabar. Kita perlu memberinya kesempatan untuk membantu proses menulisnya dan kemandirian hidupnya kelak. Bismillah, semangat yuk diri ini!
Tahapan Menulis bagi Anak Usia Dini
Berkaitan dengan tumbuh kembang anak, menulis juga memiliki tahapan. Mungkin ada anak yang langsung bisa menirukan membuat garis dengan baik. Tetapi, ada anak yang melewati tapak demi tapak dalam fase menulis. Secara umum, ada beberapa tahapannya, antara lain sebagai berikut:
Scribble stage
Tahap yang pertama merupakan tahap mencoret atau membuat goresan. Anak mulai suka melakukan corat-coret. Terkadang dilakukan di beragam media, seperti kertas, lantai, meja, pintu bahkan dinding.
Teman, adakah yang dinding rumahnya tidak luput dari coretan anak? Mari kita toss dulu. Sampai akhirnya tembok rumah orang tua juga dicat lagi karena ada maha karya anak. Hehe
Antusiasnya anak di tahapan ini, sebaiknya diberikan kesempatan berekplorasi. Mungkin awalnya agak gemas dan khawatir ketika anak menggoreskan di dinding, apalagi ketika masih tinggal bersama orang tua atau mengontrak.
Menurut Vidya Dwina Paramita, founder Filosofi Montessori, ketika anak sedang eksplorasi keterampilan menulis, kita perlu mengenalkan batasan ke anak. Kita dapat memberikan tempat atau media khusus untuk mencoret dengan leluasa. Bagi anak, menggores di bidang yang lebih luas itu menyenangkan.
Linear repetitive stage
Tahap pengulangan secara linear. Tahapan ini, anak menelusuri bentuk tulisan yang horisontal. Hasil tulisannya nampak seperti rumput. Anak itu peniru ulung, begitu juga dalam hal menulis.
Saya pernah membaca sebuah contoh aktivitas dari kakak kelas, kemudian saya lakukan dengan anak. Misal, bermain peran sebagai petugas paket atau loket. Saya menuliskan suatu benda di kertas dan menyebutkan. Secara tidak langsung, anak meminta kertas lalu seakan menulis kata yang sama sambil menyebutkan.
Random letter stage
Tahap menulis secara random. Tahapan ini anak sudah semakin mengenal berbagai bentuk huruf dan tulisan dalam kata. Namun, saat menuliskan hurufnya, masih acak atau ada huruf yang kurang dalam satu kata. Misalkan kalimat aku makan bersama teman, terkadang ada anak yang menuliskan “aku mkan bsama temn”.
Menurut artikel yang saya baca di sekolah alam Tangerang Mekar Bakti, pada tahap ini, anak sudah pandai bercerita dan dapat distimulasi pra menulisnya melalui gambar, lalu anak menuliskan nama dari gambar yang dimaksud. Kemudian, kemampuan anak dapat digali kembali dengan kita aktif bertanya, karena tulisannya masih acak.
Letter name writing atau phonetic writing stage
Tahap menulis tulisan nama. Pada tahapan ini anak mulai belajar memahami susunan hubungan antara tulisan dengan bunyinya. Maksud dari tahapan ini adalah anak menulis suatu nama tulisan berdasarkan bunyinya. Contohnya tua, maka anak menulisnya “tuwa”. Anak menuliskan sesuai dengan yang didengarnya.
Dari keempat tahapan menulis anak, kemampuan dan proses setiap anak pasti berbeda-beda. Tidak bisa disama-ratakan dan tidak dijadikan ajang saling membandingkan.
Kesimpulan
Persiapan menulis anak usia dini didukung dengan perkembangan motorik dan stimulasi. Asalkan kita tetap melakukan stimulasi, maka anak akan terangsang juga untuk berlatih.
Namun, ketika kita sudah memberi stimulasi dan perkembangan anak kurang optimal, mungkin kita membutuhkan jalan lain seperti berkonsultasi dengan tenaga profesional. Teman-teman, ada yang mempunyai pengalaman persiapan tahapan menulis anak usia dini?
Bermanfaat sekali ini,langsung aku share ke adik aku nih,buat ajarin anaknya. Makasih ilmu bermanfaatnya ya.
BalasHapusWow ilmu nya keren banget...menjahit dan meronce ternyata bagian mengasah kemampuan motorik anak ya
BalasHapusPokokya anak mesti sering diajakin main ya bund supaya motoriknya bisa bekerja dengan baik. Makasih tipsnya
BalasHapusAnakku sdh mendapatkan semua materi itu di sekolahnya, jd aku di rumah tinggal mengulang saja. Penting punya stok kertas origami dan gunting buat dia main2. Aku juga menyiapkan buku wipe clean buat dia berlatih di rumah..
BalasHapusBanyak juga tahapannya. Saya dulu nyiapin anak menulis hanya asal jalan, haha. Maklum kala itu ada adiknya yang masih bayi. Tapi salah satu yang bikin mereka tertarik menulis adalah sering membaca. Saya cukup aktif membacakan buku atau menceritakan dongeng karya saya sendiri. Seringnya dadakan gitu, yang lucu kalau saya udah ngantuk, ceritanya jadi nggak nyambung haha
BalasHapuskalau tembok bersih dan ada anak kecil itu dipertanyakan sih ya, ini anaknya gak mau coret dinding apasih? hihihh
BalasHapuswaktu sulung belajar nulis, duuh segala mau dicoret, kami baru pindah ke rumah ini tapi nyaris udah gak ada space yang bersisa.
sekarang adiknya lagi di tahap belajar ini, tapi masih susah banget diarahkan.
Ada beberapa persiapan sebelum anak mulai belajar menulis ya menguatkan genggaman tangan dengan berbagai permainan sederhana jadi ngga langsung harus bisa, kadang miris anak kecil banget sudah les baca tulis padahal lebih seru bermain
BalasHapusMasya Allah, keren sekali ilmunya, Mbak. Saya baca dari awal jadi kebayang memang itulah yang diajarkan di Taman Kanak-Kanak. Ternyata bukan hanya sekadar main-main, banyak manfaatnya terutama untuk perkembangan motoriknya...
BalasHapuspelajaran parenting yang sangat bermanfat, buat mendidik anak-anak jadi lebih pinter ya Mbak. Terima kasih sharingnya..
BalasHapussaya suka banget dengan tulisan artikel yang berbau parenting seperti ini, jadi bekal dan ilmu buat saya kak
BalasHapusBeneran banyak tahapan yang harus dilalui nih seperti hasil diskusi Mbak April. Kalau anak-anak saya berbeda satu sama lain. Ada yang tetiba meniru, ada yang scrabble lamaaaa sekali. Hehehe alhasil tulisan mereka juga beragam. Jadi menarik sih mengikuti prosesnya.
BalasHapusterima kasih, lengkap banget ini. persiapan menulis anak ternyata lumayan panjang juga ya prosesnya. bismillah, ortunya kudu konsisten menyiapkannya, pantang lelah
BalasHapusStilmulasi motorik halus dan kasar ternyata bisa jadi latihan buat anak nulis ya. Semua juga butuh proses baca, tulis buat anak usia dini diajarkan bertahap.
BalasHapusWah cocok banget nih untuk ponakannku. Dia lagi doyan corat coret, dan bener dia peniru ulung. Soalnya kalo aku gambar di buku gambar, dia pasti ikut2an juga
BalasHapusStimulasi motorik halus dan kasar itu penting banget, karena itulah awal mula anak bisa belajar menulis dan membaca. Kadang banyak orang tua yang maunya anaknya tiba tiba bisa baca tulis, tanpa stimulasi... terima kasih informasinya semoga semakin banyak orang tua yg teredukasi
BalasHapusOrangtua harus paham nih ilmu ginian biar bisa mengerti tahapan yang dialami anak
BalasHapusWah, baru tahu nih kalau menggunting, melukis, dll itu tahapan menulis jg.. Bermanfaat sekali artikelnya.. Terima kasih sharingnya ya mba^^
BalasHapusDuh kangen punya anak kecil. Anakku udh umur 20 taun. Tapi memang stimulasi motorik halus dan kasar penting buat anak
BalasHapusnah ini penting dibaca para ortu supaya ngga ujug ujug pengen anaknya pinter baca tulis tapi lolos ngga menstumulasinya pada saat usia balita. Kadang anak balita main ini itu malah dilarang, padahal ini itu yang dilarang itu justru menstimulasi motoriknya . thanks for sharing mba
BalasHapusBenar banget mbak, saya melakukan tahapan tersebut untuk melatih motoriknya terlebih dahulu. Ditambah saya membacakan cerita pada ketiga anak saya, kalau sekarang read aloud, ya namanya. Dulu tahunya bacain cerita, dan itu bermanfaat banget.
BalasHapusJadi keingat waktu kecil, soal menggambar paling susah sekali. Lebih suka menggunting daripada menggambar. Ternyata keduanya sama penting juga. Sampai besar jadi sulit untuk menggambar
BalasHapusMasya Allah, terima kasih sharing ilmunya Mbak. Sepertinya memang itulah tahap-tahap yang dilalui anak saya saat TK online selama pandemi kemarin. Sekilas kayak main-main aja ya. Tapi ternyata banyak manfaatnya.
BalasHapusMembaca ini, saya jadi teringat masa-masa kecil dulu saat belajar menulis. Sekarang, ilmu ini menjadi bekal bagi saya untuk mengajarkan generasi-generasi selanjutnya.
BalasHapus