Dr. Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya yang terkenal, Tarbiyatul Aulad fil Islam, juga menyebutkan bahwa kelembutan dan kasih sayang adalah dasar penanaman dan pembenahan akhlak anak.
Buku The Secret of Enlightening Parenting
Membaca buku ini, rasanya seperti tertampar berkali-kali. Buku yang secara penyampaian mudah diterapkan dalam mendidik anak setiap hari. Awalnya aku mengira bahwa buku ini, pembahasan teorinya secara umum, tidak menyinggung sisi spiritual. Ternyata aku salah.
Sumber dan dasar utama dalam penulisan buku parenting ini adalah Al quran, hadits dan sirah. Selain menanamkan pentingnya fitrah iman, memadukan ilmu psikologi perkembangan, neuroscience dan teknik-teknik neuro linguistics programing (NLP).
Ilmu itu, didalami oleh Cikgu Okina Fitriani selaku penulis buku dan foundernya Enlightening Parenting yang sudah melahirkan banyak alumni, MasyaAllah.
Buku ini dibagi menjadi dua bagian utama. Bagian pertama berisi konsep dasar gambaran menyeluruh tentang prinsip pengasuhan, metode dan tekniknya. Lalu di bagian kedua berisi kumpulan kisah inspirasional. Menariknya, buku ini tidak hanya menyuguhkan teori tetapi juga solusi yang jelas dan mudah diterapkan.
Identitas Buku
Buku berisi hampir 300 halaman ini, lumayan tebal kalau dilihat. Tetapi begitu membacanya, rasanya penasaran untuk terus menghabiskan tiap halamannya. Buku ini sangat relate dengan keseharian saat berinteraksi dengan anak.
Judul: The Secret of Enlightening Parenting
Sub judul: Mengasuh Pribadi Tangguh, Menjelang Generasi Gemilang
Cetakan: I
Halaman: 276
Penerbit: PT. Serambi Ilmu Semesta
ISBN: 978-602-290-078-0
Seingatku, cover buku yang aku pegang ini sudah berganti dari yang pertama cetak. Cover yang pertama, warnanya dominan putih.
Kalau yang aku punya ini, lebih dominan biru dan sangat eye catching. Suka sejak pandangan pertama untuk cover yang dominan biru dengan gambar genggaman tangan antara anak dan orang tua.
Cuplikan Buku The Secret of Enlightening Parenting
Setiap bagian pembahasan buku ini sangat menarik, mudah pahami karena relate dengan keadaan. Ada istilah istilah yang baru aku baca, tetapi jadi sedikit lebih tahu karena ada contoh yang tertulis secara jelas. Bagian Pertama ada 5 sub bab yang dijelaskan.
Anakku Tamu Istimewa dari Tuhanku
Pengasuhan dimulai sejak mencari pasangan hidup, bahkan lebih jauh lagi sejak usia ketika manusia bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya sendiri. Bagaimana jika terlambat? Seperti konsekuensi keterlambatan lainnya, perlu kemauan untuk berusaha lebih keras dan lebih banyak agar tiba tepat pada waktunya.
Di bagian ini, kita diajak introspeksi. Apakah kita sudah menganggap kehadiran anak sebagai tamu istimewa? Karena tamu ini, insyaAllah akan menjadi penolong kita di pengadilanNya, mengaliri kita amal yang tidak terputus, hingga menghadiahi kita mahkota di surga.
Seberapa banyak kita menerapkan prinsip pengasuhan dengan menjadi teladan, mengingatkan dan perbaiki tiga hal utama. Tiga hal utama adalah sabar, kasih sayang dan konsisten serta saling kongruen.
Dalam buku ini, dijelaskan kesalahan kesalahan pengasuhan, antara lain:
- Tidak membiasakan mengambil tanggung jawab.
- Menanamkan keyakinan yang salah.
- Berbohong.
- Labeling.
- Pelit melakukan empat hal ajaib, yaitu meminta maaf, berterima kasih, menunjukkan kasih sayang, memuji efektif.
- Fokus pada kekurangan, suka mencela, doyan mengeluh
- Ancaman kosong
- Suka menakut nakuti
- Disuapi solusi
- Pembiaran
- Fokus pada dunia
Tiap Tahap Ada Manfaat, Tiap Langkah Perlu Optimal
Di beberapa artikel yang aku baca, sering disinggung bahwa tahapan usia balita adalah golden age yang tidak boleh dilewatkan. Bagaimana dengan fase usia selanjutnya? Apakah sudah saatnya orang tua bersantai? Tidak.
Dalam buku The Secret of Enlightening Parenting dibahas bahwa ada tahap logika di rentang usia 7 sampai 11 tahun. Ada juga tahap interaksi yang perlu diperhatikan saat anak berusia di atas 12 tahun. Usia saat anak sudah mampu diajak diskusi, menyusun renana masa depan. MasyaAllah, buku ini jadi pegangan banget meski anak masih balita.
Kekuatan Lima Pilar
Pembahasan di sub bab ini tentang pilar keberhasilan dalam membuat perubahan pengasuhan ke arah yang lebih baik. Apa saja lima pilar itu? Menyelesaikan emosi, fokus pada tujuan, membangun kedekatan, ketajaman indra dan fleksibel dalam tindakan.
Fleksibel dalam tindakan ini adalah kreatif saat berkomunikasi secara verbal atau non verbal. Jika satu cara tidak berhasil, maka sebaiknya kita bersedia mengubah cara dan mengganti dengan lainnya. Lalu kita amati, keberhasilan cara itu.
Sedikit catatan tentang menyelesaikan emosi, dimulai dari diri sendiri, sebelum kita mengubah emosi anak. Emosi dan logika ibarat timbangan neraca. Saat emosi naik, maka logika akan turun.
Begitu juga sebaliknya. Biasanya kita akan menyesali suatu tindakan atau keputusan yang dibuat saat emosi ya. Kemampuan mengelola emosi memang kemampuan urgent dan kruasial dalam pengasuhan.
Kita sebagai orang tua, pasti butuh pikiran yang jernih, sehat dan perasaan tenang, agar menghasilkan respon emosi yang positif bagi orang terdekat kita. Selain itu, kita juga ingin mampu memandang permasalahan secara lebih luas agar respon yang diberikan dapat mencerahkan dan memberdayakan. Bagaimana caranya? Tertulis di buku The Secret of Parenting sebagai berikut:
1. Melepaskan diri dari jeratan emosi
Mungkin sering dengar istilah helicopter view ya? Nah, Cikgu Okina Fitriani menganjurkan kita menerapkan hal itu. Kita coba melihat masalah dengan konteks yang lebih luas. Melepaskan diri dan jadi pengamat untuk memudahkan berpikir atau analisa. Ini butuh latihan, seperti mundur 1-2 langkah atau membayangkan diri kita terbang, lalu mengamati situasi dan memberikan saran.
2. Mengubah limiting belief
Limiting belief adalah keyakinan tentang diri sendiri ataupun hal-hal di luar sendiri, hingga menghalangi untuk merespon secara luas.
Contohnya mengecap diri yang keturunan pemarah dan tidak bisa berubah. Hal itu tentu merugikan dan terjebal dengan reaksi itu-itu saja. Padahal kalau kita hitung-hitung secara rasional, porsi sabar kita lebih banyak dari marah, jika mungkin dalam sehari marah selama 15 menit. Sehingga kita pasti bisa untuk lebih sabar, karena sebagian besar waktu kita tidak hanya marah-marah.
3. Framing dan reframing
Makna pertama yang kita pilih pada suatu peristiwa yang terjadi adalah framing. Itu membuat kita merespon seperti makna yang kita pikirkan. Contohnya saat anak membantah pendapat, lalu memberikan makna bahwa anak keras kepala dan kita respon dengan marah atau jengkel.
Saatnya kita reframing, mengganti bingkai makna jadi makna yang baru. Anak membantah karena sudah mampu berpikir dan menyampaikan pendapat. Mungkin caranya yang kurang santun, karena meniru diri kita. Kita yang perlu perbaiki cara bicara.
4. Mengoptimalkan kondisi emosi
Pada umumnya, kondisi emosi muncul secara tidak sengaja, itu hasil dari kerja bawah sadar. Misal kita dengarkan lagu, kadang muncul perasaan yang mewakili, seperti sedih atau berbunga-bunga. Lagu itu sebagai anchor atau jangkar. Anchor bisa kita ciptakan sendiri.
Kalau kata Cikgu Okina Fitriani kita perlu menentukan gerakan atau tombol imajinatif untuk merekam anchor. Anchor yang berisi peristiwa riil dalam kondisi sabar. Jika dibutuhkan untuk hadapi situasi yang tidak menyenangkan, kita bisa mengaktifkan.
5. Memaafkan
Kita pasti punya pengalaman tidak menyenangkan di masa lalu. Seringnya kita menyebutkan istilah inner child. Semoga tidak menjadi serangkaian rantai pengasuhan yang terus berlanjut. Perlu belajar memaafkan bahwa apapun yang terjadi saat itu InsyaAllah cara terbaik yang orang tua tahu dan lakukan pada kita.
Karena memaafkan adalah untuk kepentingan sendiri dan hidup kita akan lebih tenang. Selain itu kita akan lebih bersyukur karena saat ini punya peluang yang luas untuk belajar.
Strategi Pemrograman Bawah Sadar
Wow, bahasanya menarik ya. Pemrograman bukan hanya pada benda mati, tapi juga bisa dilakukan dalam memprogram anak.
Jenis pemrogramannya ada tiga yaitu mempersiapkan filter dengan nilai nilai dan keyakinan keyakinan. Lalu mengisi dengan ilmu pengetahuan, ketrampilan, logika, kemampuan bertahan hidup. Terakhir yaitu mengganti dan mengoreksi jika ada program orang tua yang keliru.
Komunikasi yang Mencerahkan
Komunikas bukan sekedar menyampaikan pesan, kita perlu memikirkan strategi agar hasilnya sesuai dengan tujuan berkomunikasi. Saat berkomunikasi, perlu sikap konsisten dan saling kongruen.
Bagaimana itu? Saat kata yang diucapkan, ekspresi dan nada bicara konsisten dan saling mendukung. Jangan sampai, saat kita mengatakan sedang tidak marah, tetapi mata melotot dengan nada bicara geram.
Di bagian kedua buku ini, adalah tulisan dari para ayah atau ibu dengan kisah inspiratifnya. Terdiri dari 15 kisah pengalaman praktik para ibu atau ayah beserta hasilnya. MasyaAllah, buku ini memberi contoh yang aplikatif, bukan sekedar teori. Terbukti dengan kumpulan tulisan di bagian kedua bukunya.
Penutup
Bagiku, buku ini bernilai 10 dari 10. Hehe. Top deh, secara isi, penyampaian dan layout cover atau isi. Meskipun ada istilah-istilah yang teoritis sekali, tetapi jika sudah membaca contohnya, jadi lebih sedikit memahami.
Buku yang penuh insight saat membacanya. Menurutku, bisa langsung membaca sub bab tertentu. Tetapi lebih baik, jika membaca sejak sub bab pertama untuk mendapat pemahaman utuh.Bagaimana teman-teman setelah membaca cuplikan review buku ini?
Buku penting untuk mereka yang baru memulai ini, terima kasih ya kak sudah berbagi inspirasi ini
BalasHapusMembaca memang harus dari bab awalnya, sehingga kelanjutan ceritanya jadi nyambung dan kita bisa memahami setiap sub sub bagiannya :)
BalasHapusWah ilmu baru nih. Ternyata pengasuhan dimulai dari kita mencari pasangan. Bener jg sih. Kalo calon pasangan kita ga bagus, gmn bs mendidik anak. Lagipula mendidik anak jg bkn tugas istri saja tp ya suami jg hrs berperan. Keren nih buku ini.
BalasHapusSaya juga penggemar nya cikgu Okina mba, kayanya adem gitu ya kalau beliau menyampaikan narasi. Saya sendiri masih harus banyak belajar lebwat buku2 macam ini
BalasHapusternyata daleman buku The Secret of Enlightening Parenting ini emang kaya akan tips parenting terutama untuk saya sebagai seorang ibu ya, seorang teman pernah ngajakin diskusi tentang buku ini tapi karena saya belum baca jadi hanya berbagi aja apa yang sudah teman saya baca. dulu sih kurang ngeh ya, ternyata emang sebagus itu buku ini. auto beli nih kak
BalasHapusMenarik, baca hasil reviewnya bikin tertarik untuk membaca lebih lengkap lagi. Kira - kira di gramedia masih tersedia gak ya? Atau via online?
BalasHapusBuku yang bagus untuk para orangtua ini, terkadang kita merasa pola pengasuhan sudah benar, ternyata di buku ini sudah ada caranya
BalasHapusKeren kak… Aku penasaran baca bukunya, sepertinya banyak sarat kehidupan terutama tentang ilmu parenting ya… Nah bakal jadi ilmu baru jga bagiku sebab belum menikah dan berguna buat mendidik anak2 nantinya
BalasHapusMenurut daku bukunya gak hanya cocok buat yang sudah jadi orangtua. Untuk yang masih single sebagai calon orangtua ini bagus, dapat ilmu parenting
BalasHapusWah buku ini memang terkenal best ^^ apalagi pembawaannya cikgu di event2 seminar gt. Bikin ortu jd optimis bisa handle anak dengan baik. Dan ngga lupa juga bisa berpartner dengan suami dalam pengasuhan anak
BalasHapusUdah banyak teman-teman yang bilang kalau buku The Secret of Enlightening Parenting ini emang bagus. Pas baca ini, emang beneran bagus ya mbak. duh, pengen hunting buku ini juga nih jadinya
BalasHapuspenasaran nih sama bukunya, pastinya banyak ilmu parentingnya, perlu banyak tambahan ilmu nih
BalasHapusbukunya bagus banget nih untuk orang tua ataupun calon orang tua. karena memang penting banget memahami parenting sebelum punya anak. meskipun kita udah sekolah tinggi, kadang masih gelagapan mendidik anak
BalasHapusKira2 buku ini udah tersedia di ebook nggak ya mbak? Soalnya aq suka baca buku yang memotivasi kehidupan kayak gini
BalasHapusMasya Allah ini buku yang benar-benar mencerahkan, seperti judulnya, Kak. Setuju sekali kalau pengasuhan sudah dipersiapkan sejak dini
BalasHapuswahh bukunya bangus banget nih buat dibaca para orang tua agar gak salah menerapkan ilmu parenting pada anaknya
BalasHapus