Aku ingin mencintaimu seperti sungai yang memahami bahwa ia harus belajar mengalir secara berbeda di atas air terjun dan beristirahat di air dangkal.
- Septi Peni Wulandani dalam kulzoom Family Stategic Planning
Bulan Februari 2022 lalu, Ibu Profesional Suramadu punya gawe besar nih. Mengadakan enam kulzoom dengan tema yang berbobot semua. Salah satunya adalah kulzoom yang dibawakan oleh Ibu Septi Peni Wulandani, founder Ibu Profesional.
Tema keluarga yang maknanya dalam menurutku untuk dibahas. Pembahasan keluarga cukup vital untuk didiskusikan. Katanya keluarga adalah salah satu tonggak kemajuan negara ya. Meskipun, sebetulnya aku juga bingung, bagaimana caranya memainkan peran keluarga di masyarakat?
Apalagi melihat kondisi negara saat ini dengan bahan yang serba naik, minyak goreng harganya tidak normal, kita tidak mungkin hanya mengeluh atau jengkel, kan. Padahal dilihat dari sisi agama, Allah menjelaskan bahwa kita adalah khalifatullah fill ard. Lalu, bagaimana menjadikan keluarga kita bisa berkontribusi atau bermanfaat untuk diri kita, keluarga hingga masyarakat?
Kali ini aku akan membagikan sedikit catatan penting. InsyaAllah penting deh, sayang banget kalau hanya tersimpan dalam gdrive. Tetapi, kalau dirasa tidak penting, anggap saja seperti baca cerita. Hehe.
Filosofi Air Mengalir
Air mengalir itu tidak sombong saat harus mengalir melewati kebun yang semerbak harum. Bersiap juga melewati batu terjal puluhan atau siap juga saat harus melewati tumpukan sampah dan menerima konsekuensi.Tidak juga pasrah, tanpa gairah karena hanya ikan mati dan sampah yang mengikuti air mengalir tanpa gerak, pasrah dan kalah. Tidak juga merasa kalah saat mengalir menuju tempat rendah.
Family Strategic Planning
Bu Septi melakukan family strategic planning biasanya dalam jangka waktu tertentu, sekitar 5 tahunan. Dalam jangka waktu itu, biasanya beliau melakukan evaluasi. Apa saja yang perlu direncanakan?Menentukan tujuan
Kita dipertemukan dalam suatu pernikahan sebetulnya untuk apa? Pasti ada hikmah atau tujuan besar yang Allah titipkan pada kita. Hal yang pertama bisa dilakukan adalah saling bicara dari hati ke hati. Lalu saling mengetahui kekuatan masing masing kita itu apa? Tujuan mulia keluarga kita itu apa?Misal nih, tujuan pernikahan sampai 5 tahun pertama, memiliki keluarga dengan kualitas A. Kita perlu menjabarkan lebih detail tentang kualitas A seperti apa saja yang pasti bisa diraih bersama.
Starting poin
Setiap keluarga pasti mempunyai starting poin yang berbeda beda. Lihat kondisi keluarga, identifikasi kekuatan masing-masing keluarga. Apa saja sumber daya yang dimiliki, materi atau ilmu.Keterangan dalam starting poin ini diberi support system. Support system didetailkan menjadi dua bagian, antara lain:
- Tangible: support system dalam bentuk fisik butuh meja makan, mobil, rumah dll.
- Intangible: support system yang tidak terlihat seperti networking, ecosystem.
Milestone
Dalam perencanaan keluarga, Bu Septi menyarankan untuk perlu menuliskan milestone yang SMART. Milestone untuk melihat perkembangan langkah perjalanan keluarga. Milestone diperlukan agar paham posisi sekarang kita dimana.
Tahun pertama, perbanyak family forum minimal 1 kali sebulan atau setahun 12 kali main bareng, ngobrol bareng dari hal tidak penting sampai penting. Begitu juga di tahun berikutnya hingga tahun kelima.
Golden Rules
Golden rules ini sebaiknya disepakati sebelum ada konflik, supaya saat ada konflik tidak panik karena aturannya sudah jelas. Misal tetap berkomunikasi meski sedang emosi, tidak boleh diam-diam atau saling ngambek. Kalau ada perbedaan dan sudah tidak bisa menemukan jalan keluar, kembalikan lagi ke hukum ketapatan agama dan negara.
Lalu adanya aturan manajemen bahagia, ditetapkan di awal agar tetap bahagia menghadapi segala macam resiko.
Nasihat Bu Septi, dari proses family strategic planning akan banyak belajar. Hingga akhirnya muncul banyak karya dan dampaknya bisa bermanfaat. Dimulai dari bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga hingga berkontribusi pada masyarakat. Saat itulah, menurut Bu Septi, kita siap menjadi air yang mengalir.
Jika sudah siap jadi air mengalir, maka selamat, kita adalah penggerak, rahmat alam semesta. Ditetapkan kondisi seperti apapun di muka bumi ini, kita sudah siap. MasyaAllah, maknanya dalam sekali menurutku bahasan ini. Ibaratnya, bagaimana kita gigih saat di air laut ataupun kuat ketika berada di air terjun.
Jadi ke mana arah langkah hidup keluarga kita? Jangan seperti ikan mati dan sampah seperti mengikuti air mengalir tapi jiwanya kosong tak punya arah.
Kesan dan Penutup
Aku selalu merasa dapat charge semangat positif ketika mendengar kata demi kata dari Bu Septi. Ada rasa tersentil sebagai pengingat untuk diri dan keluarga. Berusaha mengupayakan couple time di waktu yang tepat.
Mengagendakan ngobrol dengan pasangan. Meluangkan waktu untuk saling berbagi rasa, insight atau wawasan baru. Lalu, membuat rencana versi terbaik keluarga masing-masing. Saat bersungguh-sungguh menjalankan peran keluarga maka kita akan siap berkontribusi untuk dunia. MasyaAllah.
Bagaimana menurut teman-teman, kalau setiap keluarga membuat strategic planning? Apakah ini penting?
Jadi dapat masukan setelah membaca artikel mba, dalam keluarga memang perlu ada planning dan mengomunikasikan nya dengan pasangan agar tujuan lbh terarah
BalasHapusMasya Allah ya harusnya baca beginian sebelum nikah hihi bismillah semoga keluarga rukun sejahtera dan bisa masuk surga bersama
BalasHapusSaya jadinya pengen juga menerapkan aturan manajemen bahagia biar bisa tetap bahagia dengan berbagai risiko
BalasHapusMantab nih,beberapa hari lagi usia pernikahan aku 6 tahun,cocok nih,kita kayaknya perlu bikin Smart Plan biar gak stuck gitu2 aja ya.
BalasHapusSetuju, membuat family strategic planning ini memang penting, Mbak...
BalasHapusSaya pribadi, selama ini sudah terbiasa membuat planning, termasuk dalam keluarga. Namun, belum tahu apakah yang saya buat selama ini sudah memenuhi parameter SMART atau belum. Harus dikaji ulang, nih.
Makasih banyak insight-nya ya, Mbak
bukan cuma milestone anak ya yang perlu kita perhatikan, milestone dalam keluarga (pernikahan) juga tak kalah pentingnya untuk selalu kita perhatikan apakah masih dalam tracking atau gimana ya.
BalasHapusIya kak, menurut saya ini penting. Meski saya masih meraba-raba bagaimana rasanya membangun rumah tangga pada saat membuat tulisan komentar ini. Namun sebagai orang yang insyaallah menuju kesana, saya merasa setuju dengan penjabaran ini.
BalasHapusMasya Allah sepakat bangetttt. Memang keliatannya sepele, tp menjaga komunikasi dan membuat beberapa rules yang disepakati kedua belah pihak bisa menjadi salah satu cara meminimalkan konflik. Tengkyu sharingnya mbak
BalasHapusBagus banget Mba acaranya. Ini perlu kita tanamkan dalam keluarga. Hal sepele yang kerap terabaikan. Nice sharing Mba.
BalasHapuskeren banget ya ibu profesional ini benar-benar mengarahkan para ibu untuk membentuk keluarga yang memiliki tujuan jangka panjang. pantasan para anggotanya keren-keren semua
BalasHapusMasyaa Allah, harus diterapkn nih dalam keluarga, yah meski mungkin ada yg berbeda setidak.y dalam penentuan tujuan harus ada yg sama
BalasHapussetiap keluarga memang harus memiliki strategic planning, Apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dicapai.
BalasHapus