Katanya, kalau wanita sudah menikah akan menjadi manajer atau menteri keuangan keluarga. Betul apa betul nih, teman? Menurutku sih betul banget, kalau uang itu harus diatur juga oleh istri. Meski background pendidikan bukan seputar ekonomi, keuangan atau sejenisnya. Istri perlu tahu ilmu dasar tentang keuangan dan rencana investasi.
Pernah kejadian kalau baru sadar bahwa uang kurang, ketika butuh. Itu posisi di awal menikah, segala hal masih adaptasi. Hiks. Sedih kan. Kemana aja uangnya mengalir? Tak bisa dideteksi karena tak ada pencatatan. Hm, cukup sekali aja deh itu. Alhamdulillah bisa jadi pelajaran hidup yang tidak untuk diulang lagi.
"Lho, kok sisa uang tinggal segini."
Itu salah satu kalimat yang akan terlontar. Alhamdulillah aku masih punya dua rekening cadangan untuk mengalokasikan dana. Tak tercampur dengan arus keuangan lainnya.
Nah, awal tahun 2021 lalu, ada kegiatan di ibu profesional Surabaya Madura. Salah satunya adalah kulzoom tentang keuangan. Temanya Financial and Investment Planning 2021. Menarik banget kan? Alhamdulillah bisa menyimak penjelasan dari Mbak Annisa Sekar Asih yang pas banget untuk pemula kayak aku begini.
Di awal penjelasan Mbak Sekar, mengingatkan kalau urusan keuangan bukan hanya digantungkan ke pasangan atau suami. Tapi perempuan juga sebaiknya belajar mengatur keuangan. Saat menjadi istri atau ibu, pasti terlibat dalam hal jual beli. Nah itulah yang perlu diperhatikan dalam keuangan keluarga.
Sekilas Kondisi Indonesia
Mbak Sekar menjelaskan bahwa 2021 adalah tahun pemulihan kesehatan dan ekonomi. Ada dampak yang cukup terlihat di masa pandemi Covid-19 ini. Program besar yang sedang berjalan dan seiring waktu mengalami perubahan adalah distribusi vaksin, merger bank syariah. Selain itu, disebutkan juga kabar tentang perpindahan ibukota(?).
Bagaimana menjadi individu di era new normal?
Setiap dari kita perlu melakukan adaptasi kebiasaan baru. Semoga bisa mengubah kebiasaan ke arah yang lebih baik. Adaptasi individu di era new normal, antara lain:
1. Mindset go digital
Saatnya memanfaatkan era digital untuk hal yang bermanfaat dan menghasilkan. Ini aku perlu belajar banyak dari ahlinya.
2. Tingkatkan skill
Masa pandemi yang hampir mengubah berbagai sektor, membuat kita butuh adaptasi. Adaptasi diri dengan menambah ketrampilan bidang yang disukai dan dikuasai.
3. Bangun bisnis berbasis rumah
Belajar menerapkan freelance time management. Adaptasi dalam bisnis adalah stay hygiene, enjoy from home without contact, bisnis seputar kebutuhan pokok & kesehatan serta bisnis dalam bidang yang menjadi hobi.
Prinsip umum pengelolaan keuangan dalam keluarga
Ada hal-hal dasar yang perlu diperhatikan keluarga dalam mengelola keuangan. Jangan sampai yaa, bendhol mburi alias pengeluaran yang banyak, tak tertutup dengan pemasukan yang ada. Lalu apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola keuangan keluarga?
1. Pemasukan halal thoyib
Bagi keluarga muslim, poin ini adalah suatu keharusan. Apa yang halal dan thoyib akan mempengaruhi lini kehidupan tiap individu dalam keluarga. Tentu saja akan dipertanggungjawabkan di akhirat.
2. Pengeluaran halal sesuai kebutuhan
Ketika memiliki prinsip pemasukan halal, InsyaAllah mengusahakan pengeluaran halal juga kan? Diingatkan juga sama Mbak Sekar agar pengeluaran sesuai kebutuhan/prioritas. Doakan aku insyaf belanja karena pingin. Hehe.
3. Pengeluaran < pemasukan
Ini salah satu prinsip keuangan sejak zaman sekolah dasar. Hehe. Tapi semakin bertambah kebutuhan dan tingginya harga, bukan sekedar berhemat yang diutamakan. Kadang meski sudah hemat tapi terasa masih kurang. Saatnya untuk menambah pemasukan dari lainnya.
4. Tunaikan zakat, siapkan tabungan haji, perbanyak ISD (infaq, sedekah, donasi)
Zakat adalah kewajiban bagi muslim. Porsi dan pembagian zakat, perlu belajar mengkaji ilmunya. Sedekah, infaq, donasi adalah kebaikan yang InsyaAllah tak hanya bermanfaat bagi orang lain. Tapi sebetulnya bermanfaat untuk kita juga. Tabungan haji juga perlu dipersiapkan, saat ini berapa lama waktu tunggu saat mendaftar di Jawa Timur? Semoga usai pandemi, dapat dimampukan Allah mengunjungi Baitullah.
5. Dana darurat dan pendidikan
Pengadaan dana darurat dan dana pendidikn ini, menurut Mbak Sekar, disesuaikan dengan kondisi dan prinsip keluarga. Ada yang merasa dana darurat seperti menumpuk harta. Karena ada influencer parenting juga yang menyiapkan dana darurat tapi diputar dalam bentuk bisnis, tak mengendap. Kalau Mbak Sekar, memang menyiapkan dana darurat dalam rekening sendiri. Begitu juga dalam mempersiapkan dana pendidikan anak.
6. Mulai investasi dan siapkan dana pensiun
Tujuan investasi saat ini cukup beragam. Cara yang ditawarkan agar kita berinvestasi juga bermacam-macam. Perlu belajar khusus tentang investasi agar tak salah saat mengambil. Ada dana pensiun, menurut Mbak Sekar untuk memutus rantai sandwich generation.
7. Hindari utang, apalagi riba
Nabi Muhammad SAW, memerintahkan umatnya untuk menjauhi riba. Riba dalah salah satu dari 7 dosa besar. Jika terpaksa utang. Cicilan bulanan max 30% dari penghasilan. Lebih baik menabung pelan-pelan daripada utang. Semoga Allah lapangkan rezeki barokah pada kita.
8. Mengelola keuangan dengan ilmu
Ilmu didapatkan dengan belajar. Meski sudah berstatus sebagai ibu rumah tangga, bukan berarti selesai belajar. Ternyata ketika belajar, semakin banyak hal yang tak diketahui.
Lalu, terkait rencana investasi dalam keluarga, InsyaAllah akan ada di postingan selanjutnya. Gimana, teman-teman? Sudah lakukan prinsip keuangan yang mana saja?
Mengelola keuangan keluarga itu pada umumnya dilakukan oleh ibu, ya. Peranannya persis seperti menteri keuangan yang harus mengatur keuangan supaya tetap sehat. Saya dan suami juga sudah sepakat untuk tidak berutang dan menghindari riba. Kalau ingin sesuatu lebih baik menabung dahulu.
BalasHapusMasyaAllah, iya Mbak. Semoga kita dijauhkan dari utang apalagi riba
HapusMengelola keuangan keluarga membutuhkan kedisiplinan juga kalau menurut aku mbak, karena kalau tidak disiplin bisa kebawa ke sana kemari uangnya hehehe (kalau ini pengalaman pribadi). Setuju dengan semua tips pengelolaan yang di tulis di atas. Saya termasuk yang suka menabung sebagai dana cadangan, jadi lebih tenang rasanya karena masih ada yang diandalkan saat dibutuhkan.
BalasHapusIya Mbak, sama. Hehe. Semoga keuangan kita tak tak goyah ya Mbak...
HapusPeran istri dalam mengatur keuangan tiap bulan memang penting banget ya mba.
BalasHapusKarena harus pintar membagi uang yang nantinya akan dibagi kemana aja, jangan sampai boros sehingga berhutang ke teman.
Sama, Mbak..dulu awal menikah tiba-tiba harus mengelola keuangan rumah tangga zonk beberapa bulan. Pasalnya biasa gadis kelola gaji sendiri eh berubah dibagi-bagi untuk banyak kebutuhan hehe. Memang wajib belajar perencanaan keuangan dan investasi untuk masa depan yang lebih baik lagi
BalasHapusOrang tuaku selalu mengajarkan saya dulu agar tidak besar pasak daripada tiang, dan itu saya teruskan saat berkeluarga. Kebiasaan ini juga saya ajarkan ke anak-anak. Hidup sesuai kemampuan :)
BalasHapusKalau saya pemasukan halal dan toyib, lalu prinsip-prinsip pengelolaan keuangan yang syari, seperti mendahulukan zakat dan sodaqoh. Kami juga menerapkan pola hidup hemat dan sederhana. Takut nanti diminta pertanggungjwaban atas amanah Allah. Doakan kami ya mbak, bisa mempertanggungjawabkan amanah Allah berupa harta sesuai syariat
BalasHapus