Anakku kok belum bisa ini ya? Padahal si A usia anaknya lebih muda tapi sudah lancar banget. Anakku masih kurang capaian itu. Tetapi sekilas melihat anaknya bisa cepat banget menyesuaikan. Anakku kok suka bercerita, padahal aku ingin dia pandai berhitung atau analisa. Padahal sudah diberikan pelajaran tambahan. Kalau mau cari 10 perbedaan untuk membandingkan anak, bisa panjang ceritanya kan? Terkadang, kita tidak mencoba fokus pada kekuatan anak, tetapi lebih memperhatikan kelemahannya.
Teringat dengan permisalan dari Ibu Septi Peni Wulandani tentang meninggikan gunung, bukan meratakan lembah. Itu bukan hanya berlaku pada orang dewasa,tetapi juga untuk anak. Sebagai orang tua, bukan hanya melihat pada sisi kekurangan. Rasanya jleb banget dan menjadi pengingat untuk pribadi.
Kita sendiri sebagai orang dewasa, pasti malas kalau ada yang membandingkan dengan lainnya. Sebetulnya perasaan anak juga sama seperti itu, hanya saja, mungkin belum bisa menyampaikan. Heu. Tapi bisa jadi, perkataan kita sebagai orang tua akan membekas dalam ingatan anak, apalagi jika dilakukan berulang.
Fokus pada Kekuatan Anak
1. Meyakini bahwa Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya
2. Fitrahnya manusia memiliki kelebihan dan kekurangan
3. Menggali dan mengamati aktivitas yang menjadi potensi kekuatannya
Setiap anak adalah unik. Jangankan anak teman atau tetangga, sesama saudara kandung saja pasti berbeda, mempunyai keistimewaan sendiri. MasyaAllah, maha besar dan maha kuasa Allah yang menciptakan. Supaya lebih fokus pada potensi kekuatan anak, perlu mengamati dan memfasilitasi sejak dini dengan ragam aktivitas yang sesuai tumbuh kembangnya.
Observasi Potensi Kekuatan Anak
Tantangan terbesar bagi orang tua sepertiku ini, menginterupsi aktivitas anak. Membiarkan eksplorasi, tidak terburu berkomentar, menyalahkan. Huhu, harus bersabar karena lagi-lagi teringat pesan kepala sekolah Al Kindi yaitu Mbak Melinda Nurimannisa bahwa yang hal yang tak boleh luput dari perhatian adalah prosesnya, bukan hanya hasilnya. Semoga kita termasuk orang tua yang peka dan fokus pada kekuatan anak, bukan perhatian pada kelemahannya.
Posting Komentar
Posting Komentar