Kapan waktu yang tepat untuk mengenalkan gender pada anak? Apa menunggu anak sudah bisa diajak bicara? Seberapa penting pemahaman gender diedukasi pada anak? Apa menunggu anak bertanya sendiri? Pernahkah bingung dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut? Lalu gimana cara yang tepat dalam mengenalkan perbedaan gender ke anak?
Topik tersebut sempat membuatku penasaran, apalagi saat mendapat tugas di kuliah bunda sayang zona 7 dengan tema Pendidikan Seksualitas. Alhamdulillah, ada pembagian tema kelompok-kelompok yang sangat detail. Kelompok pertama di hari Senin tanggal 8 Februari 2021, membahas dan menjelaskan tentang pemahaman perbedaan gender.
Baca juga tentang menjaga anak dari kejahatan seksual.
Pemaparan materi itu memberikan wawasan baru bagiku tentang seluk beluk pemahaman perbedaan gender ke anak. Ternyata penting sekali agar menghindarkan dari kelainan gender, jika anak tidak memahaminya. Astaghfirullah. Orang tua sangat berperan penting dalam memberi pemahaman tersebut. Bisa langsung disimak ya, beberapa poin insight aku dapatkan kemarin.
Pengertian Gender
Menurut KBBI, gender adalah jenis kelamin. Jenis kelamin merupakan sifat atau keadaan jantan atau betina. Sedangkan menurut WHO, gender adalah sifat yang melekat pada laki-laki dan perempuan secara sosial maupun kultural. Klasifikasi gender terdiri dari 3 macam yaitu gender biology, identity dan expression.
Gender biology ini lebih ke jenis kelamin yaitu male dan female. Gender indentity berupa identifikasi pribadi berupa perasaan psikologis sebagai pria, wanita atau jenis kelamin lain di luar norma masyarakat. Gender expression merupakan karakteristik dan perilaku seseorang feminin, maskulin, campuran keduanya ataupun tidak.
Tahapan Usia Kenalkan Perbedaan Gender
Ini bisa menjawab tentang kapan waktu untuk mengenalkan perbedaan gender ke anak. Ternyata mengenalkan itu, bisa dimulai sejak usia 0 tahun. Bayi baru lahir bisa saja dikenalkan, meski responnya masih pasif. Merasa agak aneh seperti bicara sendiri? Hihi. Enggak apa, anak pasti merekam tiap kata yang orangtuanya ucapkan, InsyaAllah. Beberapa tahap pengenalan gender berdasarkan usia:
0-2 tahun
Mengenalkan perbedaan fisik laki dan perempuan seperti wajah ayah dan bunda. Bisa juga dengan melakukan bermain peran. Selain itu, membacakan buku juga bisa digunakan sebagai alternatif.
3-6 tahun
Menjelaskan area pribadi sesuai gender. Menyebutkan nama organ sesuai nama dan bahasa ilmiahnya. Mengenalkan cara berpakaian
7-10 tahun
Mengenalkan fase organ reproduksi yang sudah matang. Misalnya perempuan akan mengalami haid dan laki akan mengalami mimpi basah. Bisa juga menjelaskan adab-adab jika mengalaminya.
11-14 tahun
Mengenalkan bahasa cinta sesuai gendernya. Menamai rasa itu dan bersikap sesuai laki atau perempuan. Bisa mengenalkan adab juga dalam menjaga perasaan.
> 15 tahun
Bersiap memikul tanggung jawab laki sebagai suami atau perempuan istri. Mengetahui peran yang dilakukan suami atau istri. Belajar mengetahui hak dan kewajiban, sebagai bekal dalam berumahtangga.
Strategi Mengenalkan Perbedaan Gender ke Anak
Pendidikan terkait gender ini perlu strategi khusus, untuk apa? Agar anak lebih mudah memahami dan menjalankan sesuai kodrat gendernya. Beberapa strategi tersebut, antara lain:
Metode modelling
Metode ini berlaku untuk anak usia dini. Misalnya jika biasanya yang menyapu, mengepel, memasak adalah ibu, tapi sewaktu-waktu pekerjaan itu bisa dilakukan juga oleh ayah. Sehingga bisa menanamkan pemikiran bahwa pekerjaan domestik juga bisa dilakukan oleh laki-laki, bukan hanya perempuan.
Metode perlakuan
Metode ini dilakukan jika terjadi hal-hal yang menurut kebudayaan tidak layak dilakukan. Contoh, anak laki tidak boleh menangis. Padahal, seharusnya orang tua memahami yang dirasakan anak. Bukan melarang laki tak boleh menangis seperti perempuan.
Metode permainan peran
Dengan metode ini, anak akan mampu mengenali jati dirinya. Dapat mengembangkan imajinasinya dan menyalurkan kecenderungan bawaan.
Kesimpulan
Dari 3 strategi itu, bisa memberikan clue pada orang tua dalam mengenalkan perbedaan gender ke anak. Pemahaman pendidikan gender bukanlah hal yang tabu. Sebaiknya orang tua menyampaikan secara benar dan baik dengan bahasa yang mudah dimengerti.
PR bagi orang tua untuk mau memberikan alasan logis hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Selain itu menanamkan juga sikap menghargai saat mengenalkan perbedaan gender ke anak. Semoga bermanfaat yaa. Kalau ada tambahan pengalaman atau ilmu terkait ini, boleh dong, tinggalkan jejak di sini.
Cocok ni mba pembahasan seperti ini ditengah maraknya laki2 berperilaku seperti perempuan. Soalnya aku juga punya anak (laki2) yg sedang masuk fase pubertas. Semoga anak2 Kita selalu berperilaku sesuai fitrahnya ya mba...
BalasHapusHalo mba April, salam kenal aku Ari. Jadi inget pas ikut BunSay taun lalu. Materi level ni yang paling bikin deg2 seeer. Jadi kayak refresh lagi tentang pentingnya membahas masalah gender ini sama anak-anak. Semoga dimudahkan yaaa.
BalasHapus