Jurnal Komunikasi Produktif Hari 1

6 komentar

Tantangan kelas bunda sayang sudah dimulai hari ini, bismillah. Tantangan 15 hari ke depan untuk mempraktikkan materi komunikasi produktif. Belajar ilmu kehidupan rasanya tak akan ada habisnya, ternyata banyak hal yang sebetulnya tak diketahui. Banyaknya informasi dan ilmu pengasuhan yang beredar, belum tentu tepat diterapkan pada anak sendiri. Semoga Allah izinkan untuk belajar menjadi orang tua terbaik bagi anak.


Temuan Komunikasi yang Produktif

Salah satu hal yang membuat gemas saat Hizbi sudah asyik belajar main adalah susah move on. Hihi. Jika mau diajak melanjutkan atau berganti aktifitas lain akan menolak, merajuk, tak bergeming atau malah menangis. Apalagi di usianya menjelang 3,5 tahun ini, ego untuk mempertahankan pilihannya mulai nampak berkembang. 


Kalau dulu, masih bisa diberi pilihan, misalnya: "Ayo, main pasirnya sudah ya. Waktunya makan, mau masuk digendong depan apa belakang?"

Hizbi akan menjawab, "Gendong belakang ya."

Kalau sekarang diberi pilihan seperti itu, jawaban paling cepat diberikan, "Sebentar."

Hal itu berulang sampai harus memaksa atau membujuk. Padahal kalau kata KakaWI kemarin, sebaiknya berusaha memahami apa yang anak inginkan, tidak memaksakan keinginan kita.

Sama seperti hari ini, saat Hizbi lagi asyik main di toko mertua, jam sudah menunjukkan untuk makan siang. Batinku tadi, ini saatnya praktik materi kemarin nih.

Bunda: "Hizbi, yuk makan sama Bunda."

Hizbi: "Nanti."

Bunda: "Ayo, sudah jam 11 waktunya makan lho."

Hizbi: "Sebentar."


Aku sempat mengingat-ingat lagi cara yang tepat agar anak memahami makna waktu (sebentar). Sempat baca tulisan mbak Nuri Aprilia alumni enlightening parenting saat mengenalkan makna 5 menit dengan menggunakan alarm. Berhubung, Hizbi belum paham menit, aku memberi penawaran bahwa sebentar itu sebanyak hitungan 1 sampai 10. Hizbi mengangguk kepalanya setuju. Baiklah, mulai kuhitung dengan nada yang menarik sampai 10. Selesai berhitung, kutawarkan ajakan untuk makan lagi. Alhamdulillaah, langsung beranjak dari tempat duduknya.


Tantangan Komunikasi

Hal yang menantang untuk diri sendiri saat bicara adalah transfer energi positif. Kadang kesal karena tidak ada hasil dari komunikasi itu, akhirnya sedikit memaksa. Hampir sama seperti tadi, mencoba inhale exhale saat belum ada perubahan. Mengambil jeda sambil memikirkan cara yang efektif agar komunikasi lebih produktif.


Ala kuli hal, Allah izinkan untuk berpikir positif dan mengeluarkan kata-kata sesuai dengan pikiran. Apresiasi poin 4 bintang untuk komunikasi yang berjalan produktif tapi masih ada yang diperbaiki. Bersiap untuk belajar lagi besok.


#harike-1

#tantangan15hari

#zona1komprod

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

April Fatmasari
Assalamualaikum. Saya seorang ibu rumah tangga yang memutuskan kembali mengajar sebagai guru komputer sekolah dasar. Memiliki ketertarikan dengan kepenulisan, pengasuhan, literasi anak, terutama read aloud. Belajar berbagi memaknai kehidupan dengan tulisan. Jika ingin menjalin kerja sama, dapat dihubungi melalui april.safa@gmail.com

Related Posts

6 komentar

  1. Aku dulu juga mengalami masa itu. Anak umur 3-4 tahun yang belum begitu paham. Saat dia meminta, dikasih pengertian juga belum begitu paham. Pernah sampai tantrum ditempat keramaian. Rasanya luar biasa. Semangat mba. Pasti bisa menyelesaikan tantangan dengan baik.

    BalasHapus
  2. Nah berarti saya harus coba berkomunikasi dengan lebih efektif lagi dengan anak.

    BalasHapus
  3. I feel you Mbak April...Dan saat ini ketika anak-anak saya sudah remaja, makin menjadi-jadi bantahnya. Entah berapa kali sehari mesti inhale-exhale hihihi... Mengambil jeda sambil memikirkan cara yang efektif agar komunikasi lebih produktif memang perlu ya. Reminder ini buat saya

    BalasHapus
  4. Saat anak di usia pra sekolah, aku lebih longgar dalam berkomunikasi dengan mereka. Tapi begitu sudah kelas 3 ke atas, beuh mulai tegas. Karena kan sudah harus menjadikan mereka tawanan ya, bukan lagi sebagai raja. Mereka sudah harus tahu konsekuensi dari apa yang mereka langgar.

    BalasHapus
  5. Ini kegiatan apa toh mbak? Kok ada bunda sayang itu apakah kayak sekolah parenting gitu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kelas parenting mbak, belajarnya setahunan 😆

      Dari komunitas ibu profesional

      Hapus

Posting Komentar