Jurnal Al-Qur'an

Aku menyadari sebagai hamba yang lemah. Tak perlu susah payah meminta, Allah banyak memberi untuk kenikmatan secara mudah. Salah satunya nikmat sehat di bulan ramadhan.

Ramadhan kali ini berbeda, jika membandingkan dengan tahun-tahun sebulumnya saat suami menempuh tugas belajar. Tahun ini, Allah takdirkan kami bisa full team sejak hari pertama. Di balik 10.551 kasus positif covid-19 di Indonesia yang dikabarkan detiknews.com (1/5). Ada banyak hal positif lain yang harus aku syukuri.

Ramadhan ini membuatku banyak bersyukur dan berharap kasih sayang-Nya. Aku pernah tahu bahwa dianjurkan untuk berdoa serta berharap dengan keyakinan penuh. Seperti diriwayatkan dalam hadist riwayat Tirmidzi bahwa berdo'alah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan do'a dari hati yang lalai. 


Terlebih salah satu keistimewaan bulan ramadhan adalah bulan dikabulkannya do'a. Banyak melangitkan do'a, menandakan bahwa aku adalah hamba yang memiliki ketergantungan pada Allah.

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS. Al Baqarah ayat 186)


Memulai Jurnal Al-Qur'an

Salah satu do'a dan harapanku saat bulan ramadhan adalah perjalanan awal semakin dekat interaksi dengan Al-Qur'an. Aku sempat ketinggalan kegiatan Qur'an Review Camp dari sebuah akun di media sosial instagram. Aku juga sempat mengikuti sebuah akun yang menerapkan program khatam 2 juz setiap hari serta program tahsin dengan para Ustadzah yang ada di Mekah. Selain itu, aku menemukan sebuah akun yang mengajak untuk membuat jurnal tentang Al-Qur'an.

Aku baru mulai melakukan jurnal Al-Qur'an tapi sudah membuatku ketagihan untuk menuliskan lebih banyak ayat lagi. Melakukan tadabur ayat Al-Qur'an dari terjemah per kata atau keseluruhan. Selain itu, membaca tafsirnya, melakukan refleksi, rencana aksi ditambah pengharapan do'a.

Ayat pertama yang coba aku tuliskan dalam jurnal Al-Qur'an adalah surat Yunus ayat 57. Ayat yang membahas tentang turunnya Al-Qur'an. Ayat ini mengajak untuk mengingat kasih sayang Allah yang sangat luar biasa. Berikut terjemahan suratnya:
"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS. Yunus ayat 57)

Jurnal-Al-Quran

Keagungan Al Qur'an

Dalam tafsir Al Muyyasar dijelaskan bahwa Allah menyampaikan kepada manusia keagungan Al-Qur’an. Al-Qur’an telah diturunkan kepada mereka yang mengandung pelajaran bagi mereka dari Sang Pencipta, agar menjadi pengingat, pelembut dan obat hati, penyelamat dari kepercayaan dan hawa nafsu yang rusak, cahaya yang melenyapkan kegelapan jahiliyah, petunjuk menuju kebenaran, dan rahmat yang besar bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya.

Ada 4 kata kunci yang mengagumkan di sini, antara lain:
  1. Mau'idah yaitu pelajaran. Peringatan untuk mencegah kekejian
  2. Syifa yaitu penyembuh. Menghilangkan penyakit yaitu keragu-raguan, penyakit hati dalam dada.
  3. Huda yaitu petunjuk. Hidayah dari Allah
  4. Rahmat yang ditujukan kepada orang beriman.Selain itu, orang yang membenarkan serta meyakini isi Al-Qur'an. 

Surat Yunus ayat 57 juga merujuk penjelasannya pada dua surat lain, yaitu surat Al Isra ayat 82 dan Fushshilat ayat 44. 
"Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian." (QS. Al-Isra:82)

"Dan jikalau Kami jadikan Al Qur'an itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah (patut Al-Qur'an) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "AlQur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al-Qur'an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh"." (QS. Fussilat:44)

Ayat-ayat tersebut membuatku merenungi, sejauh mana interaksiku dengan Al-Qur'an? Bagaimana kualitas serta kuantitasku dalam membaca, memahami dan mengamalkan? Banyak hal yang harus aku perbaiki dalam berinterkasi dengan Al-Qur'an. Banyak pelajaran kehidupan yang patut diselami untuk membuatku semakin takjub atas kasih sayang Allah. Jurnal Al-Qur'an membuatku ingin meneruskannya meski ramadhan telah usai. 

Sumber: 

- tafsirweb.com
- tafsirq.com

#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-1

April Fatmasari
Assalamualaikum. Saya seorang ibu rumah tangga yang memutuskan kembali mengajar sebagai guru komputer sekolah dasar. Memiliki ketertarikan dengan kepenulisan, pengasuhan, literasi anak, terutama read aloud. Belajar berbagi memaknai kehidupan dengan tulisan. Jika ingin menjalin kerja sama, dapat dihubungi melalui april.safa@gmail.com

Related Posts

Posting Komentar