Jagoan kecilku sedang aktif menjelajahi dan mengenal dirinya di usia 3 tahun. Suami sedang berusaha menyelesaikan tugas perkuliahannya dari rumah saja. Sedangkan aku, kembali menyesuaikan ritme semenjak kami Long Distance Married dan ini akan menjadi waktu terpanjang kami berkumpul dalam beberapa tahun terakhir. Aku tetap berharap dan berdo'a, adanya pandemi ini tidak menganggu proses kelulusan suami supaya kami mengakhiri masa LDM ini di awal tahun depan.
Jika sebelumnya aku menuliskan tentang misi hidup, insight dari kuliah online bersama Ustadz Harry Santosa. Misi hidup dapat ditemukan jika telah memahami konsep diri. Ada 3 komponen konsep diri yaitu self image, self ideal dan self esteem. Ketiga komponen itu akan menguat saat ada figur otoritas, emosi diri yang intens dan pembiasaan sikap. Selengkapnya dapat dibaca di postingan
Kemudian mengingatkanku pada topik lainnya yang ada kaitannya dengan konsep diri dan misi hidup. Topik tentang mengenal diri bersama Nisrina Rizkia seorang praktisi talents mapping di awal bulan ramadhan. Aku masih perlu menggali dan mengenali diri untuk menemukan keberadaan serta panggilan hidup, salah satunya dengan tools yang ditawarkan Teh Nisrina.
Aku masih ingat saat di bangku kuliah, mengikuti suatu pembinaan organisasi dengan meminta menuliskan kelebihan serta kekurangan diri. Ternyata saat itu aku banyak menuliskan kekurangan daripada kelebihan. Aku belum sepenuhnya memahami diri sendiri. Padahal ketika mengenali diri sendiri akan meningkatkan rasa keberhargaan diri, kepercayaan diri dan menjalani hidup lebih bermakna hingga dapat menjaga kesehatan mental. Dalam lingkup keluarga akan berusaha saling memahami bahwa setiap pribadi itu unik.
Lagi-lagi aku bersyukur Allah masih memberi kesempatan untuk belajar memperbaiki dan mengenal diri. Tak terbayang jika kesempatan belajar Allah hentikan saat ini juga. Astaghfirullah, ampuni hamba. Ada 3 cara untuk mengenali diri, antara lain:
1. Beri ruang penilaian objektif tentang kelebihan dan kekurangan diri.
Harapannya setelah memahami diri, bisa melakukan sesuatu sesuai potensi yang ada.
2. Beri ruang pada orang terdekat untuk menilai secara objektif bukan menyudutkan.
Dengan adanya penghargaan, rasa kebermanfaatan, secara tidak langsung orang lain akan menilai bagus pada salah satu potensi spesifik agar lebih enjoy dalam melakukannya.
3. Gunakan assessment kepribadian.
Assesment kepribadian memang tidak spesifik dan lengkap seperti psikotes. Namun bisa untuk mengukur karakter yang merupakan bawaan lahir secara alami dan unik. Assessment yang kemarin digunakan adalah talents mapping Strength Typology 30 (ST30).
Ketika sudah berusaha mengenal keunikan diri, tentu akan lebih merasa bersyukur dengan pernyataan, "Inilah aku." Meski tidak sepenuhnya 100% mengenal diri dengan bantuan alat tes sebanyak dan ragam apapun. Sebab Allah Sang Maha Pencipta yang paling tahu kepribadian. Dengan begitu, tidak ada yang perlu disombongkan dari kelebihan diri.
#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-3
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-3
Posting Komentar
Posting Komentar