Dari nama komunitasnya pasti sudah paham kalau kegiatannya ya kumpul dan mendongeng. Alhamdulillah ada kesempatan ikut sesi sharing dongeng bareng komunitas itu di hari ahad tanggal 26 Agustus. Tempat sharingnya di ruang dongeng dinas perpustakaan umum dan kearsipan Jawa Timur. Begitu baca tulisan ruang dongeng di flyernya, langsung bayangin pasti ruangannya menarik untuk anak-anak.
Ternyata ruangannya memang kids friendly banget. Sebelum menuju ke ruangan itu di dinding-dinding juga banyak mural tokoh kartun anak2. Di dalam ruangannya juga ada beberapa permainan untuk anak2 seperti perosotan, ayunan, keranjang mandi bola dan peralatan sejenisnya. Dindingnya juga ada mural dengan tema laut. Ada beberapa rak berisi buku, boneka tangan, permainan balok, puzzle dan lainnya. Karena namanya ruang dongeng, disediakan juga panggung dan layar untuk presentasi.
Sesi sharing dongeng, dimoderatori oleh bunda Inge, pelopornya komunitas kumpul dongeng Surabaya. Di awal sharing, disuguhi penampilan dua relawan kumpul dongeng. Mereka mendongeng, kami memberi pendapat dan masukan. Dari penampilan itu, dijelaskan Bunda Inge bahwa mendongeng bisa dua macam:
1. Menggunakan alat peraga boneka
2. Menggunakan buku bacaan
Saat mendongeng dengan alat peraga boneka yang perlu diperhatikan adalah suara yang keluar dari mulut. Ada pendongeng yang sudah jago, saat mulut boneka seakan berbicara tapi mulut pendongeng diam. Ada yang seperti Ria Enes dan Susan, tapi Kak Ria mulutnya masih sedikit terlihat berbicara. Atau amannya seperti relawan kumpul dongeng kemarin, wajahnya tertutupi dengan boneka yang berbicara.
Jika mendongeng dengan dibantu buku bacaan. Pendongeng harus membaca dan memahami isi dari buku. Kemudian pendongeng harus bisa lebih mengeksplorasi ilustrasi buku, tidak hanya membaca teks cerita saja serta memilih poin-poin apa yang ingin dikembangkan dalam bercerita. Itu bisa menjadi salah satu sarana untuk berinteraksi dengan pendengar. Kalau relawan kumpul dongeng kemarin pembukaan ceritanya bagus, menirukan gerakan berayun orang tua.
Setelah pembukaan dongeng itu, secara spontan peserta diminta Bunda Inge untuk membuat dongeng berantai satu persatu. Dari situ belajar bagaimana membuat narasi pembukaan cerita hingga penutupnya, perlu diperhatikan sejumlah peserta. Kemudian belajar dongeng berpasangan dan mengungkapkan kesulitannya.
Di sesi sharing terakhir Bunda Inge membagikan ilmu tentang pengolahan vokal suara. Ada tiga macam vokal untuk mendongeng, bedakan antara vokal narasi dan tokoh. Untuk tokoh juga perlu dibedakan tokoh yang bersuara besar dan kecil, berlaku untuk dua, kalau lebih ya tinggal tambah lagi suara yang agak beda. Bunda Inge juga menjelaskan tentang membuat cerita dongeng tanpa buku secara spontan, dimulai dengan pembukaan narasi tentang tokoh, latar belakang atau suasananya, kemudian tentang konflik pengenalan, klimaks, konflik turun, penyelesaian atau dibumbui dengan pesan nasehat.
Sesi dongeng juga lebih terasa serunya karena ada beberapa anak-anak yang jadi pendengarnya. Bagaimana supaya bisa mendongeng, ya terus berlatih dan totalitas. Apalagi kalau mendongengnya di depan anak, kenapa mesti malu juga.
Oiya untuk sharing dongeng kemarin, cerita bukan hanya tentang binatang-binatang saja. Tapi juga keseharian yang memang ada harapannya ada nasehat yang bisa ditangkap oleh anak. Meski saya pribadi juga lebih tertarik dengan kisah-kisah nyata seperti sejarah nabi, sahabat dan semacamnya tapi saat tahu cara mendongeng sebetulnya bisa dipraktekkan juga untuk kisah seperti fabel yang disebutkan dalam Alquran. Saat mendongeng, orang tua sesungguhnya bisa memberi nasehat tanpa menggurui langsung dengan aktif bertanya pada anak supaya anak ekplorasi sendiri siapakah tokoh yang baik, siapa yang tidak, kenapa bisa dikatakan baik dan sebagainya.
Kabar baiknya komunitas kumpul dongeng Surabaya akan mengadakan event festival dongeng menjelang akhir tahun nanti. Temanya tentang Pahlawan Kota Kita, sepertinya bakal seru. Semoga bisa ikut sesi sharing dongeng berikutnya dan bergabung di festival dongeng.
Posting Komentar
Posting Komentar