Untuk kategori non fiksi, bukunya termasuk ringan karena tidak sampai 200 halaman.
Namun tebal atau tipisnya buku, juga bukan faktor utama pencapaian
menyelesaikannya tapi kembali ke niat awal tujuan membaca. Buku ini juga based
on true story teh Irma dan client-clientnya, insyaAllah lebih mengena ketika
membacanya. Karena bisa jadi akan menemukan Aha momen! Mungkin mirip dengan
kejadian yang pernah atau sedang dialami.
Siapa yang belum kenal emosi? Tapi yakin sudah kenal? Terus bagaimana cara
memaknai emosi saat datang? Bagaimana juga respon yang tepat dengan hadirnya
emosi tersebut?
Pengenalan awal emosi ini di buku ini adalah tentang keadaan mental dan
fisiologis yang berhubungan dengan beragam perasaan, pikiran dan perilaku. Bisa
karena suasana hati, tempramen atau kepribadian masing-masing. Apakah emosi itu
berupa bahagia, sedih, marah, kecewa dan lain sebagainya.
Kenalan dengan lima sindrom emosiang dijabarkan di buku ini yuk, apa saja?
1. Sindrom menangis
Penyebabnya adalah
ketidakmampuan mengambil keputusan karena pengondisian orang lain.
2. Sindrom tanggung jawab
Penyebabnya adalah rasa
terbebani saat harus memikul tanggung jawab tertentu.
3. Sindrom frustasi seksual atau perasaan bersalah
Penyebabnya adalah
perasaan bersalah karena tidak mampu mengekpresikan diri serta perasaan kurang
memadai dalam seks.
4. Sindrom perlawanan
Penyebabnya adalah
pengingkaran keinginan, rasa tidak mampu mencapai sebuah tujuan, harapan atau
impian.
5. Sindrom melarikan diri
Penyebabnya adalah
keinginan untuk melarikan diri dari situasi tertentu.
Dari beragam jenis emosi dan sindromnya, buku ini mengajak untuk mengenal
terlebih dahulu emosi yang terjebak dalam tubuh. Masih mau memendam emosi
negatif? Sadarkah jika beberapa penakit fisik seperti maag, demam, sakit
pinggang, pegal-pegal dan lainnya, 90% akibat masalah emosi? Dan perlu diingat
bahwa emosi orang tua juga bisa terwariskan ke kita.
Kemudian bagaimana sih cara mengendalikannya? Mengendalikan ya, bukan malah
menekan atau melampiaskan pada orang lain. Jadi ingat ke hadits nabi bahwa
orang yang kuat adalah mereka yang mamapu mengendalikan diri ketika marah.
Lalu langkah berikutnya dijelaskan dengan melakukan penyembuhan, berusaha
melepaskan emosi di alam bawah sadar yang sudah diidentifikasi sebelumnya. Bisa
melalui proses emotional healing, mirror therapy, digging deeper, inner child
therapy atau forgiveness therapy. Yang paling mudah dilakukan adalah touch and
breath method. Bagian tubuh mana yang merasakan sensasi sakit saat khawatir,
takut, marah atau emosi negatif lainnya. Kemudian tinggal menyentuh bagian yang
sakit dan lakukam pernapasan teratur, pelan dengan memusatkan pada bagian itu
sambil memohon pada Allah untuk memberi izin melepaskan sensasi tersebut.
Dituliskan di buku ini bahwa emosi diturunkan dari bahas Prancis, emotion
yang berasal dari kata emouvoir yang artinya kegembiraan. Kata ini berasal dari
bahasa latin emovere dari e- (varrian eks-) “luar” dan movere “bergerak”.
Iya, bergerak. Sebagai muslim, ada panduannya juga jika sedang marah
sebaiknya berganti posisi dari berdiri menjadi duduk, jika belum hilang maka
berbaring. Dan sangat dianjurkan untuk mengambil air wudhu.
Buku ini sasarannya pembaca umum tapi tetap menyisipkan nilai kebutuhan
kepada Allah sang pencipta karena penulisnya memang muslim. Cara penyampaiannya
dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami.
Dan recomended untuk yang mau kepo dulu seperti apa gambaran emosi
dalam diri. Setidaknya ada bayangan juga, langkah apa yang akan dilakukan. Cocok
untuk orang yang mau hijrah alias move on (istilah kerennya sekarang).
Terima kasih @ibumudaindonesia, ini pra challenge yang menantang. Insya
Allah bermanfaat untuk saya pribadi.
#KIMIChallenge
#KIMI2018
#EmotionalHealingTheraphy
Posting Komentar
Posting Komentar