Dalam
mendidik anak, ada hal penting yang harus senantiasa dilakukan agar terjadi chemistry
dengan orang tua, apa itu? Komunikasi. Menurut sebuah survey yang ditulis
di situs dictio.id tentang seberapa penting komunikasi dua arah dalam
komunikasi bisnis, ditemukan bahwa 64% responden (yang merupakan bawahan)
mengharapkan komunikasi dan umpan balik yang baik dari atasan mereka.
Komunikasi di bidang bisnis saja seperti itu terlebih komunikasi dua arah
antara orang tua dan anak yang saling mempunyai keterikatan atau hubungan darah
dengan interaksi setiap harinya.
Namun
terkadang dalam berinteraksi ada
kesalahpahaman penyampaian dan penerimaan antara orang tua dan anak. Misalkan
saja ketika anak melakukan kesalahan, apa yang dilakukan orang tua? Beberapa
orang tua (saya termasuk di dalamnya) mungkin memilih mengomel, menasehati atau
bahkan menjadi hakim yang memutuskan konsekuensi dari kesalahan anak.
Teguran |
Sebagai
umat Islam, ketika ada permasalahan diminta untuk merujuk kembali kepada Al
Qur’an dan Al Hadits. Dan ternyata ada sebuah ayat yang merangkum kisah teladan
untuk menanggapi seseorang yang berbuat kesalahan. Ya di surat Thaha ayat 44,
diceritakan sosok Fir’aun yang paling kejam dan keras di zaman Nabi Musa tapi
Allah memerintahkan beliau dan Nabi Harun untuk menasehati dengan lemah lembut.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya
(Fir’aun) dengan kata-kata yang lemah lembut.
Orang
tua sekarang bukanlah Nabi Musa atau Nabi Harun, anak juga bukanlah seorang
Fir’aun. Tapi pada prakteknya, bagaimana bisa berbicara yang lemah lembut pada
kesalahan anak? Orang tua perlu banyak belajar tentang cara komunikasi yang
efektif, singkat dan mempunyai dampak yang berarti dalam mendisiplinkan anak.
Menurut
buku The One Minute Father yang ditulis oleh Spencer Jhonson M.D, ada tiga cara
efektif dalam mendisiplinkan anak-anak, salah satunya adalah teguran satu
menit. Bagaimana cara menegur hanya satu menit saja? Rangkumannya sebagai
berikut:
1.
Buat
kesepakatan bahwa orang tua berhak menegur jika anak melakukan kesalahan.
2.
Setengah
menit pertama, segera menegur kesalahan perilakunya secara spesifik sambil
mengatakan perasaan orang tua saat itu.
3.
Diamkan
beberapa detik yang tak menyenangkan supaya mereka juga merasakan.
4.
Sambil
memenangkan diri, menarik napas panjang. Orang tua melakukan tahap berikutnya
5.
Setengah
menit kedua, menghargai sang anak bisa dimulai dengan memeluknya sambil
mengatakan bahwa orang tua menegur karena sayang ditambah pernyataan singkat
lainnya.
6.
Selesailah
sesi teguran satu menit dan orang tua dapat mulai mendengarkan penjelasan sang
anak.
Sejak
kapan mulai bisa mendisiplinkan anak? Dari situs ayahbunda.co.id tentang
terapkan disiplin sedini mungkin, bahwa sejak usia antara enam sampai sembilan
bulan, anak sudah memahami perkataan tidak atau jangan. Di usia satu tahun,
anak sudah mulai memahami perintah-perintah sederhana. Apalagi di usia anak
sudah mulai bisa membedakan sikap benar atau salah. Maha besar Allah,
menciptakan perkembangan otak manusia dengan sempurna.
Ketika
mencoba satu menit pendisplinan ini pada anak didik kelas satu di MI Tahfizh Al
Furqon, Ponorogo, memang terbukti efektif jika dilakukan dengan benar. Hingga
membuat sang anak memohon atau menangis menyadari kesalahannya. Tapi terkadang
tidak berhasil karena emosi yang menguasai terlebih dahulu hingga teguran pun
lebih dari satu menit. Seakan harus bersandiwara menampakkan dua perasaan
sekaligus dalam waktu bersamaan. Tapi yakinlah jika mencoba metode ini dengan
efektif, komunikasi antara orang tua dan anak akan semakin akrab dan mengalir
lancar. Yang terpenting juga, jangan sisakan lagi perasaan marah ketika selesai
teguran satu menit ini.
Posting Komentar
Posting Komentar