Di
dalam surat At-Tahrim ayat 6: Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. Allah
memerintahkan orang tua,bukan hanya ibu tapi khususnya ayah untuk menjadi
pendidik anak yang berperan sebagai pemimpin dalam memelihara keluarga.
Ada
sebuah tesis yang dilakukan oleh Sarah binti Halil bin Dakhilallah Al-Muthiri
dengan judul Dialog Orang Tua dengan Anak dalam Al-Quran Karim dan Aplikasinya dalam Pendidikan.
Ditemukan dialog antara orang tua dan anak yang tersebar di 17 tempat dalam
sembilan surat. Ada 14 dialog pengasuhan antara ayah dan anak, dua lainnya
adalah ibu dan anak, sisanya satu dialog kedua orang tua dengan anak.
Sehingga
kisah dari Al-Qur’an yang sering kita dengar antara ayah dan anak di antaranya
teladan Nabi Ibrahim mendidik Ismail. Ada juga kisah Lukman Al-Hakim yang memberi
nasehat berharga pada anak hingga namanya diabadikan sebagai sebuah surat dalam
Al-Qur’an. Atau pernah mendengar nama Muhammad Al-Fatih sang penakluk
Konstantinopel? Kisahnya yang menginspirasi itu, tidak lepas dari didikan
langsung sang ayah. Masih banyak kisah ayah teladan lainnya yang bisa diambil
sebagai contoh bahwa pentingnya peran ayah dalam mendidik anak.
Lalu,
bagaimana keseimbangan peran ayah dan ibu dalam mendidik anak?
Menurut
Irawati Istadi dalam bukunya Rumahku Tempat Belajarku, rumah diibaratkan
sebagai sekolah peradaban. Ayah berperan sebagai kepala sekolah yang menentukan
tujuan pendidikan anak diarahkan dengan target-targetnya. Ibu merupakan guru
pertama anak yang mulai dididik sejak di dalam kandungan.
Selain itu, dibutuhkan keteladanan yang seimbang dari ayah, sang pelatih kegiatan menantang dengan figur maskulinnya. Dan ibu yang memberikan teladannya dari sisi kekuatan feminim.
Seorang ayah juga berperan penting dalam pengambil kebijakan, hasil dari diskusi bersama ibu. Karena ibu memainkan perannya sebagai penampung curahan hati dan pendapat anak.
Tapi
bagaimana dengan takdir Allah yang meniadakan ayah atau ibu?
Selain itu, dibutuhkan keteladanan yang seimbang dari ayah, sang pelatih kegiatan menantang dengan figur maskulinnya. Dan ibu yang memberikan teladannya dari sisi kekuatan feminim.
Seorang ayah juga berperan penting dalam pengambil kebijakan, hasil dari diskusi bersama ibu. Karena ibu memainkan perannya sebagai penampung curahan hati dan pendapat anak.
Allah
sendiri yang memberi jawaban melalui sejarah peristiwa. Seperti Rasulullah Nabi
Muhammad, ibunya mendapat bantuan kakek yang bernama Abdul Muthalib dan pamannya yaitu Abu Thalib untuk
menggantikan figur ayahnya yang meninggal. Dari mereka, Rasulullah banyak
belajar keteladanan dalam memimpin.
Meskipun
bisa saja, seorang ayah atau ibu menjadi single parent tapi tetap tidak
seimbang. Karena ibu, tidak bisa maksimal memerankan figur sebagai seorang
ayah, begitu juga sebaliknya. Sehingga sangat perlu, masing-masing mendampingi dan memberi peran
figur sebagai ayah atau ibu yang terbaik, selama diberi kesempatan Allah.
Agar anak-anak tumbuh dan berkembang bukan dengan mental timpang tapi seimbang.
#30dwc #30dwcjilid12 #day18 #squad4 #keluarga
Posting Komentar
Posting Komentar