Kupandang lekat mata bulat yang terpejam,
hidung lancip, nafas yang bergerak teratur dengan mulut seakan berucap oh. Cinta
mungil yang diharapkan menjadi penyejuk hati penduduk bumi baru tertidur pulas saat
jarum jam hampir menunjukkan angka 10 malam. Itu bukan pertama kali cinta
mungil mengajakku hampir atau bahkan begadang malam. Tapi karena masih ada
pekerjaan yang belum terselesaikan, rasanya malam ini cintaku padanya diuji.
Sebelas bulan yang lalu, aku
merasa sedang diuji cinta. Cinta mungil yang hampir setiap jam
menangis dan menangis. Lapar dan hausnya sudah terobati hingga membuatnya lelap
namun hanya bertahan beberapa menit, pecahlah tangisnya lagi.
Kucoba menimang sambil bersenandung lirih, perlahan matanya mulai terpejam. Kuletakkan di tempat tidurnya dengan perlahan sambil menghela nafas panjang, namun tidak bertahan lama, bergerak-gerak setiap bagian tubuhnya dan mulai keluarlah suara tangisannya. Sebelum nada tangisannya berubah menjadi nada ‘do’ tinggi, segera kudekap cinta mungil yang bertahan hingga satu atau dua jam terlelap dalam dekapan. Ritmenya selalu berulang baik siang atau malam.
Kucoba menimang sambil bersenandung lirih, perlahan matanya mulai terpejam. Kuletakkan di tempat tidurnya dengan perlahan sambil menghela nafas panjang, namun tidak bertahan lama, bergerak-gerak setiap bagian tubuhnya dan mulai keluarlah suara tangisannya. Sebelum nada tangisannya berubah menjadi nada ‘do’ tinggi, segera kudekap cinta mungil yang bertahan hingga satu atau dua jam terlelap dalam dekapan. Ritmenya selalu berulang baik siang atau malam.
Seiring bertambahnya usia cinta
mungil, bertambah pula kepintarannya dengan izin Allah. Saatnya cinta mungil mengenal
proses makan. Kusiapkan menu makannya dengan sepenuh hati dan harapan. Senang
melihatnya belajar membuka mulut ketika disodorkan makanan, berusaha mengunyah
makanan pertama kali dan menelan. Tapi dalam proses makan, tak luput
juga dari ujian. Melihatnya menutup mulut sambil membuang muka tidak mau
makan. Mau mengambil makanan yang disodorkan tapi digunakan cinta mungil untuk
melatih motoriknya dalam hal meremas dan melempar.
Aku kecewa, kuambil makanan yang masih aman dari jangkauannya, kucoba paksa masukkan ke mulutnya tapi apa daya, aku juga tak tahan mendengar teriakan jiwanya karena paksaanku. Tersadar aku salah, segera meminta maaf padanya sambil menyatakan penyesalanku meskipun dia belum bisa mengutarakan kekesalan karena paksaanku. Aku hanya bisa melapangkan dada sambil mendoakannya.
Aku kecewa, kuambil makanan yang masih aman dari jangkauannya, kucoba paksa masukkan ke mulutnya tapi apa daya, aku juga tak tahan mendengar teriakan jiwanya karena paksaanku. Tersadar aku salah, segera meminta maaf padanya sambil menyatakan penyesalanku meskipun dia belum bisa mengutarakan kekesalan karena paksaanku. Aku hanya bisa melapangkan dada sambil mendoakannya.
Ibu mana yang tidak bahagia
melihat perkembangan baik cinta mungilnya. Dari tengkurap, merayap, merangkak
hingga belajar berjalan. Semakin hari, semakin bertambah keaktifannya, semakin
lihai meniru tingkah laku orang di sekitarnya. Semakin bertambah pula ujian
cintaku padanya. Ini baru sebelas bulan kehidupannya di dunia, cinta Ibu diuji
oleh Allah masih berupa ujian ‘kerikil’. Semoga Allah semakin menguatkan diri
ini menghadapi ujian sebagai pembuktian cinta.
#day6 #30dwc #30dwcjilid12 #squad4
salam untuk cinta mungilnya, Mba :)
BalasHapusSemoga siap untuk ujian berikutnya
BalasHapus