Masih di halaman yang sama seperti pekan lalu dan mengeja huruf-huruf arab yang sama. Terus mengeja, kemudian diulang. Bertahan hingga beberapa menit atau bahkan hitungan detik dan langsung mengakhiri begitu saja. Sepertinya mata ini sudah tidak tahan, pikiran ini sudah tidak fokus, bibir ini sudah kelu untuk mengeluarkan suara.
Dalam situasi berbeda, sangat menggebu memotivasi yang lain untuk senantiasa berinteraksi dengan huruf-huruf arab tersebut. Melafalkan dengan lancar rangkaian huruf-huruf arab yang begitu-begitu saja. Namun merasa sudah lebih dari cukup.
"Untuk dapat menghafal, syaratnya hanya satu yaitu meluangkan banyak waktu untuk menghafal. Selain muraja'ah/mengulang-ulang ayat juga harus setor tambah ayat supaya hafalan terus bertambah. Terlebih lagi, ada fasilitas para asatidz yang sudah menjadi hafidhz/ah." (Ust. Moh Baidum Makenun)
Apalagi memotivasi murid-murid supaya memiliki hafalan yang banyak dan bagus tapi para Ustadz/ah masih lemes. *talktomyself *hammer
Hari ini pun saya berada dalam gerbong tahfidh kelas ekonomi. Dan dengan adanya agenda tadi pagi insyaAllah menambah semangat untuk senantiasa membasahi lisan ini dengan mengulang-ulang firman-firman Allah.
Masih banyak cara lain untuk menyenangi hafalan Al Qur'an. Terlebih cara belajar setiap orang berbeda karakter jika dilihat dari segi auditori, visual atau kinestetis. Karena yang paling utama hanyalah mengulang dan mengulang dalam ke-istiqomah-an.
“Ulang-ulangilah al-Qur’an.
Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh al-Qur’an itu lebih mudah
lepas daripada seekor unta yang lepas dari talinya.”
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 5033
dalam kitab Fadha’il al-Qur’an, bab (22), dan diriwayatkan Muslim, no.
791 dalam kitab Shalat orang yang bepergian dan qasharnya, bab (23) dari
hadits Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu.
Al Qur'an terjemah |
Posting Komentar
Posting Komentar