Terhitung kira-kira dua minggu sejak tanggal 14 November 2013. Cerita baru dimulai sejak menjejakkan kaki sehari sebelumnya untuk interview, tes dan micro teaching. Alhamdulillah Allah memberi jalan di tempat itu, meskipun awalnya sempat pesimis karena hafalan Al Qur'an yang minimalis ><.
Selama dua minggu itu yang masih dibilang masa observasi harus benar-benar diseriusi. Karena partner saya ketika itu sempat tidak masuk beberapa hari. Jadi otomatis belajar sangat cepat untuk menyesuaikan dengan dunia anak-anak. Mengenai pendidikan anak pun, pengajar tidak hanya belajar mengenai bidang studi yang akan diajarkan saja tetapi juga psikologi anak, managemen anak, komunikasi anak dan lain sebagainya.
Beberapa hari masa penyesuaian, saya mencoba merekam secara cepat kebiasaan-kebiasaan anak-anak di sekolah. Mulai dari kurikulum pengajaran bagi jenjang kelas bawah (kelas 1 dan 2) yang secara tematik, sistem pembelajaran di kelas yang berbeda dengan sekolah pada umumnya, sistem reward atau punishment untuk anak-anak berupa bintang hingga beajar menyampaikan sedikit pengetahuan islam sesuai dengan kemampuan anak-anak dalam memahami bahwa islam itu agama yang mudah, menarik untuk diselami dan menyenangkan dalam melakukan hal-hal yang wajib maupun sunnah.
Masa-masa itu seakan saya juga dikader oleh anak-anak pada awal masuk. Saya belum paham tentang pengertian tanggung jawab pada anak, misalkan ketika mereka menumpahkan minuman, mereka harus bertanggung jawab membersihkan tumpahan minuman itu sendiri dengan cara mengepel. Ketika jadwal piket pun, mereka mengharuskan diri mereka untuk bersih-bersih kelas meskipun butuh diingatkan atau pancingan teman yang mempelopori membersihkan kelas terlebih dahulu. Dan yang paling parah dikader adalah ketika mereka "mengajari" saya apa yang seharusnya saya lakukan sesuai kebiasaan di SDIT Al Uswah. @.@
Antara gengsi, malu dan lain sebagainya tapi dilupakan saja karena saya meyakini belajar bisa diajarkan oleh siapa saja termasuk mereka, murid jenjang bawah. Setidaknya mereka cukup mengisi hari-hari saya untuk semakin merindukan mereka jika tidak bertemu. Kejadian tertukar nama pun masih sering saya alami hingga saat ini dan mencoba melakukan pendekatan ke masing-masing anak supaya hati kami saling terpaut. Saya masih merasa gagal jika di depan kelas belum berhasil mencuri perhatian mereka kecuali soal yang saya luncurkan untuk mereka kerjakan. Banting setir seorang teknik informatika yang berusaha mendalami dunia pendidikan anak-anak. Pembelajaran ini insyaAllah akan saya nikmati :)
Beberapa hari masa penyesuaian, saya mencoba merekam secara cepat kebiasaan-kebiasaan anak-anak di sekolah. Mulai dari kurikulum pengajaran bagi jenjang kelas bawah (kelas 1 dan 2) yang secara tematik, sistem pembelajaran di kelas yang berbeda dengan sekolah pada umumnya, sistem reward atau punishment untuk anak-anak berupa bintang hingga beajar menyampaikan sedikit pengetahuan islam sesuai dengan kemampuan anak-anak dalam memahami bahwa islam itu agama yang mudah, menarik untuk diselami dan menyenangkan dalam melakukan hal-hal yang wajib maupun sunnah.
Masa-masa itu seakan saya juga dikader oleh anak-anak pada awal masuk. Saya belum paham tentang pengertian tanggung jawab pada anak, misalkan ketika mereka menumpahkan minuman, mereka harus bertanggung jawab membersihkan tumpahan minuman itu sendiri dengan cara mengepel. Ketika jadwal piket pun, mereka mengharuskan diri mereka untuk bersih-bersih kelas meskipun butuh diingatkan atau pancingan teman yang mempelopori membersihkan kelas terlebih dahulu. Dan yang paling parah dikader adalah ketika mereka "mengajari" saya apa yang seharusnya saya lakukan sesuai kebiasaan di SDIT Al Uswah. @.@
Antara gengsi, malu dan lain sebagainya tapi dilupakan saja karena saya meyakini belajar bisa diajarkan oleh siapa saja termasuk mereka, murid jenjang bawah. Setidaknya mereka cukup mengisi hari-hari saya untuk semakin merindukan mereka jika tidak bertemu. Kejadian tertukar nama pun masih sering saya alami hingga saat ini dan mencoba melakukan pendekatan ke masing-masing anak supaya hati kami saling terpaut. Saya masih merasa gagal jika di depan kelas belum berhasil mencuri perhatian mereka kecuali soal yang saya luncurkan untuk mereka kerjakan. Banting setir seorang teknik informatika yang berusaha mendalami dunia pendidikan anak-anak. Pembelajaran ini insyaAllah akan saya nikmati :)
Posting Komentar
Posting Komentar