Gedung Pasca Sarjana ITS lantai 3 menjadi sasaran para
mahasiswa muslim tidak hanya berasal dari ITS tetapi juga dari berbagai kampus
di Surabaya. Mereka datang untuk menggali ilmu pada rangkaian acara Gmail 2013
yang terakhir yaitu Seminar Akbar (SEMARAK) Jurnal Islamia hari Sabtu (06/04). Dengan pembicara Ustad
Hamid Fahmi Zarkasyi, K.H Moh Idrus Ramli dan Henri Shalahuddin membedah
tentang Ahlussunnah dan Syiah, Beda aqidah, syariah / politik?
Diawali dengan pemaparan oleh Ustad Hamid (Pimred Islamia) bahwa
Islam memang harus diyakini kebenarannya tanpa boleh diragukan. Namun saat ini
terdapat kelompok-kelompok yang saling menyalahkan satu dengan yang lain sesama
Islam sendiri akibatnya banyak yang meragukan keislamannya sendiri. Perbedaan
yang dipermasalahkan terdiri dari 3 macam antara lain perbedaan salah – benar
biasanya persoalan agama yang dasar, perbedaan aqidah dengan lebih dominan ke
musyrik serta perbedaan yang saling mengkafirkan dengan mempermasalahkan
ijtihad. Namun jika berbicara perbedaan Ahlussunnah dengan Syi’ah ini bukan
perbedaan biasa karena perbedaannya di samping dalam Furuu’ juga dalam Ushuul. Perbedaan
antara Ahlussunnah dengan Syiah sulit untuk didamaikan sebab lebih baik kita
bersatu melawan musuh daripada melawan perbedaan aqidah. Awal munculnya Syi’ah
terjadi pada zaman sahabat karena Ali bin Abi Thalib tidak dipilih sebagai
khalifah pertama dan orang-orang Syi’ah menganggap jika kita (Ahlussunnah)
mempercayai khalifah lain sudah termasuk syirik. Itu jelas perbedaan pandangan
yang salah.
Orang-orang Syi’ah juga menggunakan strategi untuk merekrut muslim
lain menjadi pengikutnya dengan menawarkan beasiswa kuliah ke luar negeri
gratis dengan tidak mencantumkan kata-kata Syi’ah dalam publikasinya. Menurut
Pak Henry yang merupakan dosen STID UHAMKA Jakarta bahwa hal itu dapat menjadi
kewaspadaan bersama bagi masyarakat muslim yang belum mengetahui terutama
lembaga-lembaga Islam maupun majelis taklim Syiah yang menyebar di Indonesia.
Pusat kebudayaan dan penelitian Syi’ah dengan buku-buku yang lengkap ada di
Iranian Corner. Perlu kita ketahui bahwa kitab-kitab mereka berbeda bahkan
sesuai dengan pengakuan sebagian ulama besar Syi’ah bahwa isi Al Qur’an mereka
berbeda dengan kita (Ahlussunnah). Mereka pun mempunyai ritual sendiri dalam
menghormati orang yang sudah meninggal dengan cara sujud / shalat pada kuburan
maupun gambar orang-orang yang dikultuskan dengan menganggap tawasul kepada
Allah. Segala ritual dan akidah penistaan serta mengkafirkan orang lain
tersebut sangat menyimpang dari ajaran islam namun kita perlu mengetahui juga
agar dapat menjaga diri dari penyimpangan akidah tersebut. Mengutip dari
pernyataan Imam Ghazali bahwa mengenali
kejahatan bukan untuk berbuat jahat namun untuk menjaga agar tidak terjerumus
permasalahan kejahatan tersebut.
Syi’ah menyebarkan propaganda bahwa mereka adalah ahlul ba’it
padahal akidah ahlul ba’it yang benar ada pada Ahlussunnah karena tidak ada
riwayat yang menyatakan bahwa Sy’iah yang berahlul ba’it benar. K.H Idrus Ramli
(dosen STAIN Jember) mengatakan bahwa banyak propaganda Syi’ah yang disebar
untuk menjerumuskan sebagian besar masyrakat muslim Indonesia, antara lain
mengatakan bahwa awal mula Islam di Indonesia adalah Islam Syi’ah selain itu
lebih mengagungkan Ali serta menganggap beberapa sahabat itu ma’shum. Mereka
juga melakukan propaganda bahwa aqidahnya ahlul ba’it dengan organisasinya
adalah IJABI pimpinan Jalaludin Rahmat.
Semua itu perlu kita waspadai. Penyebaran Syi’ah di Indonesia
sangat cepat karena hal paling utama yang disentuh adalah masyarakat dengan
tingkat ekonomi yang lemah. Jika kebutuhan mereka telah terpenuhi maka
orang-orang Syi’ah dapat dengan mudah menyusupkan pemikirannya. Untuk
menghadapi kaum Syi’ah memang lebih susah daripada menghadapi liberalisme salah
satu sebabnya mereka mempunyai rujukan tafsiran yang sangat berbeda sehingga
meluruskannya juga dengan menggunakan pemikiran logika (dalil aqli). Sehingga
sebagai Ahlussunnah wal jamaah, kita harus pintar untuk mematahkan argumennya karena
saat ini memang kuantitas kaum Sunni sangat banyak namun dari segi kualitasnya
kurang.
Diposting juga pada http://www.jmmi.its.ac.id/2013/04/ahlussunnah-dan-syiah-beda-aqidah-syariah-politik/
good
BalasHapus