Ada dua pilihan ketika bertemu cinta,
Jatuh cinta dan bangun cinta
Padamu aku memilih yang kedua
Agar cinta kita menjadi istana,
tinggi menggapai surga
(Salim A. Fillah)
Jatuh cinta dan bangun cinta
Padamu aku memilih yang kedua
Agar cinta kita menjadi istana,
tinggi menggapai surga
(Salim A. Fillah)
Pembahasan tentang cinta yang tidak akan pernah habis dibahas walaupun air laut menjadi tintanya. Sebab makna cinta memiliki obyek yang sangat luas. Namun menjadi topik yang tidak pernah habis dibahas oleh muda mudi saat ini adalah cinta terhadap lawan jenis. *muda mudi yang di sini itu kisaran SMP, SMA yang masih labil mungkin mahasiswa juga ada :p
Padahal untuk mengekspresikan cinta itu butuh ilmu. Ilmu tersebut berisi siapa tujuan ekspresi cinta kita, bagaimana mengekspresikannya, kapan saat yang tepat untuk mengekspresikannya dll. Dan ilmu yang paling dasar adalah ilmu komunikasi. Tapi ilmu itu hanya direkomendasikan untuk yang sudah menikah saja. Sebab dalam kehidupan sehari-hari pun kita memang secara tidak langsung diharuskan untuk belajar ilmu komunikasi pada lawan jenis. Lelaki yang mengedepankan logika dan selalu ingin menyelesaikan permasalahannya sendiri serta perempuan yang senantiasa mendahulukan perasaan dan senang berbagi cerita dengan orang lain. Jika kita memahami ilmu itu insya Allah hambatan yang merintangi akan segera disingkirkan bagi orang-orang yang sedang membangun cinta ... dalam ikatan pernikahan. *Ingat ya, pernikahan.
Membangun cinta yang halal itu juga membutuhkan banyak persiapan, mulai dari persiapan ruhiyah, fisik, keuangan, sosial serta orang tua. Persiapan ruhiyah bisa dikatakan yang sangat penting karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi saat sedang membangun cinta itu bersama pasangan. Oleh karena itu kita diharuskan memiliki pegangan yang abadi dengan memperkuat ruhiyah kita. Sulitnya dari kita bahwa Allah tidak dapat kita bayangkan sehingga bagaimana kita menjadikan Allah SWT sebagai pegangan yang abadi adalah dengan cara mengenali siapa diri kita, bagaimana kita diciptakan dan untuk apa kita diciptakan. Selama kita memegang prinsip tersebut, hati kita akan berusaha senantiasa mengingat-Nya, kita merasa diawasi oleh Allah dan dampaknya kita akan berusaha hidup sesuai jalur Islam dalam menghadapi apapun dan siapapun.
Jika kita mengetahui hal itu, tentunya kita akan berusaha membangun cinta dengan orang lain secara islami, tidak melanggar jalur-Nya. Karena kita pasti sudah mengetahui bahwa jodoh itu sudah ditentukan oleh Allah tertulis di Lauh Mahfudz, tinggal bagaimana usaha kita untuk mendapatkannya. Meskipun begitu bukan tanpa usaha apapun tiba-tiba pasangan kita muncul di hadapan kita, itu menghayal. Semua tetap tergantung dari usaha kita untuk menjemputnya secara baik atau buruk. Yang harus diingat lagi nih, bahwa segala kebaikan yang kita lakukan insyaAllah akan kembali baik juga untuk kita. Dan kita semua juga tahu bahwa laki-laki baik akan mendapatkan perempuan yang baik, begitu juga dengan sebaliknya. Sedikit bocoran bahwa kita dapat melihat calon pasangan kita itu baik atau tidak dari sikapnya kepada ibunya, kawan sebayanya, sikapnya pada anak kecil. Itu merupakan cerminan bagaimana calon itu membangun hubungan yang baik dengan Allah.
Jadi, sebelum membangun cinta itu pada pasangan yang halal untuk kita, mari kita persiapan dengan tidak mengumbar perasaan kita dan senantiasa memperbaiki kualitas diri kita :) *talk to my self
”Wahai
para pemuda,barang siapa diantara kalian berkemampuan untuk menikah,maka
menikahlah,karna nikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih membentengi
farji(kemaluan),dan barang siapa yang tidak berkemampuan,maka hendaklah dia
shaum(berpuasa) karena shaum itu dapat membentengi dirinya” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Posting Komentar
Posting Komentar